IMAM/EKSPRES |
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengkampanyekan peduli difabel kepada seluruh masyarakat. Pasalnya kaum difabel juga memiliki hak yang sama untuk hidup, berkarya dan berkesempatan bekerja. Kesempatan itu nantinya akan menjadi aksesibilitas mereka di Kabupaten Kebumen.
Peserta pelatihan pun silih berganti. Dengan mengambil tema “Sinau Bahasane Wong Tuli BASINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) Bareng Rumah Inklusif & Komunitas Difa Kebumen", para pengguna jalan yang semula hanya melihat-lihat dan akhirnya tertarik dan ikut bergabung untuk belajar bersama. “Anak-anak, remaja bahkan orang dewasa membaur menjadi satu, mereka ternyata juga tertarik untuk belajar Basindo,” tutur salah satu pengurus Rumah Inklusif Yaya Septia KS.
Dijelaskannya, tidak ada batas atau sekat dalam proses belajar. Siapapun bisa ikut belajar Basindo bersama dengan Rumah Inklusif selama ia mau menggunakan ilmu yang telah dipelajari dengan baik dan bijak. “Melihat pentingnya bahasa isyarat untuk tunarungu dan tunawicara maka Komunitas Difa Kebumen akan terus melaksanakan pembelajaran,” katanya.
Koordinator Komunitas Difa Kebumen Muinatul Khoiriyah mengatakan kegiatan tersebut dimulai pada pukul 07.00-09.00 WIB dengan agenda belajar bareng Basindo dengan para Difabel. Acara dilajutkan makan dan belajar bersama serta yasinan di Rumah Inklusif yang beralamat di RT 1 RW 1 Desa Kembaran Kecamatan Kebumen pada pukul 14.00-16.00 WIB. “Keikutsertaan mereka dalam belajar Basindo adalah dukungan nyata untuk para sahabat Tunarungu dan Tunawicara. Hal itu terwujud dengan kebersamaan dan mampu berkomunikasi dengan para penyandang Tunarungu dan Tunawicara," ujarnya.
Muinatul menambahkan, kebersamaan tersebut akan menghilangkan pemisah antara kaum difabel dan masyarakat umum, sehingga kaum disabilitas di Kabupeten Kebumen akan menjadi semakin diakui keberadaannya. “Saya berharap Kabupaten dengan berslogan Beriman ini akan menjadi Kabupaten yang ramah terhadap kaum difabel,” ucapnya (mam)