IMAM/EKPRES |
Kegiatan tersebut rutin dilaksanakan oleh Rumah Inklusif yang beralamat di RT 1 RW 1 Desa Kembaran Kecamatan Kebumen. Adapun tempat pelaksanaanya selalu berpindah-pindah dari satu desa ke desa lainnya.
Koordinator Komunitas Difa Kebumen Muinatul Khoiriyah mengatakan, berkomunikasi dengan difabel memang harus menggunakan cara khusus. Dengan belajar Basindo, diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik dengan kaum difabel. selain itu, kaum difabel juga memerlukan perhatian khusus. “Kita selalu beranggapan bahwa merekan yang harus belajar. Padahal sebenarnya kitalah yang harus belajar,” tuturnya.
Menurutnya, menuntut kaum difabel untuk memahami mereka yang normal tentu tidak tepat. Seharusnya manusia yang normallah yang harus belajar memahami mereka. Pasalnya pada umumnya kaum difabel memiliki keterbatasan. Dengan balajar Basindo maka manusia normal dapat melakukan komunikasi dengan para difabel dengan mudah. “Meskipun mereka sudah menguasai Basindo, kalau kita tidak mengetahui ya sama saja bisa komunikasi. Maka dari itu orang normal juga penting sekali untuk belajar Basindo,” paparnya.
Salah satu pengurus Rumah Inklusif Yaya mengatakan, dengan mempelajari Basindo tentunya akan bermanfaat, hal ini berguna untuk memahami para kaum difabel. Selama ini kaum difabel kerap dikucilkan dan dipandang sebelah mata. Padahal mereka juga sama seperti manusia pada umumnya yang butuh perhatian, kepedulian dan kasih sayang. “Kita sebagai mahluk hidup harus mengisi satu sama lain. Kaum difabel juga mempunyai hak yang sama dengan kita, mereka setara dengan kita, dan mereka hanya butuh sedikit perhatian dari kita,” ucapnya.(mam)