sudarnoahmad/ekspres |
KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) telah menyelesaikan identifikasi terhadap keberadaan buaya muara (Crocodile Porosis) di sepanjang Kali Bodo, di wilayah Kecamatan Ayah. Selama tiga hari, petugas dibantu Komunitas Pencinta Lingkungan (KPL) Pansela berhasil mengidentifikasi empat ekor buaya.
Jumlah buaya yang berhasil diidentifikasi secara langsung ada empat ekor. Yaitu dua ekor berukuran besar dengan panjang sekitar tiga meter, yang diduga buaya indukan. Sedangkan dua ekor lagi berukuran lebih kecil dengan panjang sekitar dua meter.
Dua ekor buaya indukan didapati di sungai belakang MTs Desa Candirenggo, Kecamatan Ayah, yang selama ini sering dijadikan tempat berjemur oleh buaya-buaya tersebut. Sedangkan, dua ekor lainnya ditemukan di Kali Teba, yang dekat dengan pemukiman warga.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Jawa Tengah, Sartono, menuturkan pihaknya telah menyelesaikan identifikasi terhadap buaya-buaya yang mendiami Kali Bodo. Pihaknya, langsung melaporkan ke Gubernur Jateng, untuk diambil keputusan. "Kami juga telah mengeluarkan rekomendasi kepada Kepala BKSDA, kemudian mengusulkan kepada gubernur untuk membentuk satgas menangani persoalan ini," kata Sartono.
Setelah identifikasi, Tim BKSDA memberikan rekomendasi agar buaya-buaya tersebut direlokasi ke tempat lain. Sehingga masyarakat dan buaya sama-sama tidak terganggu. "Kita evakuasi. Yang penting manusia selamat, satwanya juga selamat," imbuhnya.
Kepala Desa Candirenggo, Adi Waluyo, meminta buaya-buaya itu segera dipindahkan ke tempat lain. Agar tidak mengancam keselamatan warga. "Kita harap bisa segera dipindahkan. Agar warga tenang dan dapat beraktifitas mencari ikan lagi," pintanya.
Menurutnya, keselamatan warga lebih penting ketimbang buaya-buaya tersebut. Oleh karenanya, pihaknya mendesak agar secepatnya dievakuasi dari tempat itu. "Harus diambil langkah bijak segera dievakuasi, agar buaya selamat dan masyarakat juga selamat. Yaitu dengan ditempatkan di tempat yang lebih baik," ujarnya.
Penggiat KPL Pansela, Sukamsi, menambahkan sesuai dengan rekomendasi BKSDA empat ekor buaya akan direlokasi ke Blok Balong, di sekitar muara Kali Bodo, yang masuk wilayah Desa/Kecamatan Ayah. "Kita sebenarnya mengusulkan tiga lokasi, tapi setelah disurvei, Blok Balong yang paling cocok," ungkapnya.
Di lokasi ini, kata Sukamsi, sangat cocok karena masih dalam kawasan hutan mangrove. Selain itu, kondisi tanah berlumpur, dan airnya payau, yang sama persis seperti habitat hewan predator tersebut. "Sangat ideal, karena jauh dari pemukiman warga dan masih dalam pantauan KPL Pansela. Karena ditempat itu pembibitan mangrove," imbuhnya.
Namun, eksekusi pemindahannya masih menunggu Satgas Penyelamatan Satwa terbentuk. "Kita masih nunggu, semoga dalam waktu dekat," tandasnya.(ori)