ADI PRASETYAWAN/RASO |
KARANGANYAR – Sebanyak 161 unit rumah relokasi korban bencana tanah longsor di sejumlah wilayah di Karanganyar diresmikan kemarin (11/9). Peresmian dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dan perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Warga bersyukur bisa menempati rumah baru yang jauh dari ancaman longsor.
Peresmian digelar di salah satu tempat relokasi di Desa Balong, Kecamatan Jenawi. Ganjar didamping Bupati Karanganyar Juliyatmono dan perwakilan BNPB meninjau langsung kondisi rumah relokasi yang akan ditempati warga korban longsor.
Ganjar mengapresiasi warga karena bersedia untuk direlokasi. Pasalnya, korban bencana biasanya enggan direlokasi ke lokasi lain. Karena faktor tanah kelahiran banyak korban bencana yang memilih bertahan, meskipun ancaman bencana masih mengintai. ”Ada warga korban longsor yang tidak mau direlokasi. Kalau warga sini punya kesadaran tinggi, warga Karanganyar jempolan,” terang Ganjar.
Dia meminta warga menjaga rumahnya. Pasalnya, bantuan untuk membangun rumah baru tidaklah sedikit, yakni masing-masing rumah Rp 45 juta. Bantuan tersebut diupayakan oleh pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat. ”Warga sudah dibuatkan rumah baru, sudah aman dari bahaya longsor, biaya untuk buat rumah juga tidak sedikit, jadi monggo dijaga,” kata dia.
Ratusan rumah tersebut tersebar di beberapa kecamatan. Mulai dari Jenawi, Kerjo, Tawangmangu, dan Colomadu. Penyaluran bantuan untuk pembangunan rumah melalui dua tahap. Tahap pertama untuk 96 kepala keluarga (KK) yang terkena longsor akhir tahun lalu. Kemudian tahap ke dua untuk 65 KK yang terkena longsor susulan.
Bupati Karanganyar Juliyatmono memastikan lokasi rumah baru aman dari bencana longsor. Dia berharap warga penghuni bisa menata hidupnya kembali setelah terkena lonsor beberapa waktu lalu. ”Lokasi baru ini sudah dicek dan aman dari longsor. Bagi warga, semoga bisa menata kembali hidupnya,” tuturnya. (adi/un)