• Berita Terkini

    Minggu, 18 Oktober 2015

    Jelang Pilbup, Kader NU Tidak Satu Suara

    Wakil Ketua MWC NU Gombong H Kamal/IMAM/EKPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Langkah PC NU Kebumen yang mendukung dan menggiring kader untuk memilih salah satu pasangan calon (paslon) pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kebumen 2015 menuai polemik. Bahkan salah satu kader NU ada yang mengecam akan melayangkan surat kepada PWNU Jawa Tengah dan PBNU terkait ketidaknetralan NU Kebumen.

    “Saya merupakan orang pertama yang menolak NU di bawa-bawa ke  politik. Namun ini (instruksi mendukung salah satu paslon) sudah menjadi keputusan Syuriah PC NU maka apapun yang terjadi kita harus “sami'na wa atho'na” (mendengar dan mengikuti),” ujar Ketua MWC Petanahan Muqorrobin kepada kebumenekspres.com, Kamis tengah pekan lalu (14/10/2015).

    Seperti diketahui, PC NU kebumen menjatuhkan pilihan pada pasangan No urut 2 M Yahya Fuad-KH Yazid Mahfudz (Fuad-Yazid) pada Pilbup mendatang. Menurut Muqorrobin, itu sesuai dengan keputusan syuriah PCNU Kebumen. Pasangan Fuad-Yazid dinilai merepresentasikan bersatunya NU-Muhammadiyah yang diharapkan akan membawa Kebumen lebih baik ke depan.

    “Secara akidah jangan disatukan, nanti bisa konsleting. Namun kita bisa bekerjasama di bidang yang lain yaitu Lembaga Amil Zakat, Infak, Shodaqoh NU dan Muhammadiyah (LAZISNUMU). Jika ini berhasil maka MWC NU Petanahan merupakan MWC yang pertama di Indonesia,” kata Muqorrobin.

    Saat disinggung mengenai adanya MWC NU kecamatan lain yang tidak sejalan dengan sikap PCNU, Muqorrobin mengaku cukup menyayangkan. Seharusnya, saat ini seharusnya NU satu komando. Beberapa orang yang tidak sepakat dengan sikap PCNU Kebumen, bisa jadi dia telah mendukung salah satu calon lain. “Sudahlah yang mengatakan seperti itu pasti dari kubu yang sudah mendukung calon lain,” terangnya.


    Terlepas dari itu, penggiringan kader NU untuk memilih salah satu pasangan calon ternyata tidak sepenuhnya mendapat dukungan. Pasalnya sebagian lain kader NU masih berpegang pada hasil Muktamar NU ke-27 Situbondo yang menyatakan NU telah Khittah ke tahun 1026 dengan tidak akan berpolitik praktis.

    Salah satunya Wakil Ketua MWC NU Gombong H Kamal. Menurutnya, membawa NU ke ranah politik praktis jelas menyalahi amanat Muktamar NU ke 27. Namun demikian, bila memilih pasangan Fuad yazid sudah merupakan Syuriah PCNU, semua kader harus mematuhi dan melaksanakan. Namun, demikian semestinya ada surat dari PCNU Kebumen yang diberikan kepada semua struktural NU.

    “(Kalau NU berpolitik praktis) Saya tidak sepakat. Namun jika memang itu keputusan bersama maka saya jelas akan mengikutinya. Tapi sebagai organisasi seharusnya ada surat dari PCNU Kebumen yang diberikan kepada semua struktural NU. Sehingga apa yang menjadi keputusan bersama tersebut bisa diketahui oleh semua struktural NU dari atas hingga akar rumput,” katanya.

    Lain halnya dengan salah satu Kader NU Kecamatan Sempor ini KH Riyanto SPd. Dia mengatakan jika saat ini pengurus NU telah kebablasan. Ia menilai hanya demi kepentingan politik sesaat maka harus mengorbankan warga NU serta mengingkari Muktamar NU ke 27 di Situbondo. Seharusnya ada amandemen dulu terkait dengan keputusan tersebut dan baru NU dinyatakan sah untuk berpolitik, dengan begitu maka tidak melanggar AD/ART yang ada. “Ini jelas bentuk pelanggaran maka dalam waktu dekat saya akan mengirim surat kepada PBNU Pusat dan PWNU Jateng terkait dengan apa yang dilakukan PCNU Kebumen,” ucapnya dengan berang.

    Sementara itu dimintai konfirmasi, Katib Syuriah PCNU Kebumen Salim Wasdy MPd mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima baik secara lisan, surat atapun SMS, dari para struktural NU maupun Kader NU dengan langkah PCNU Kebumen. “Saya belum menerima apapun dan dari siapun terkait pihak yang tidak setuju dengan langkah PCNU Kebumen,” paparnya.(mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top