• Berita Terkini

    Jumat, 09 Oktober 2015

    Perayaan Kirab 1 Sura Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran Tak Bareng

    DAMIANUS BRAM/RASO
    SOLO – Tahun ini, tradisi kirab 1 Sura yang biasa di gelar Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran tak bersamaan. Keraton Kasunanan akan menggelar kirab pada Rabu (14/10) malam, sedangkan Pura Mangkunegaran Selasa (13/10) malam.

    Menurut Pengageng Kawedanan Satrio Pura Mangkunegaran KRMT Liliek Priyarso, penyelanggaraan kirab 1 Sura di Pura Mangkunegaran disesuaikan dengan penanggalan pemerintah. “Kirab ini sudah menjadi milik masyarakat. Jadi kita sesuaikan dengan penjadwalan nasional. Takutnya kalau tidak sama dengan penjadawalan nasional, masyarakat bisa bingung,” jelasnya dalam jumpa pers, Rabu (7/10).

    Seperti biasa, Pura Mangkunegaran akan menggelar laku bisu (bertapa membisu) dengan berjalan kaki mengitari Pura Mangkunegaran. “Dulunya kirab ini digelar di dalam tembok Pura Mangkunegaran. Namun setelah Republik Indonesia berdiri, kirab mulai digelar di luar tembok Pura Mangkunegaran,” terangnya.

    Sementara itu, jika pada tahun sebelumnya saat laku bisa lampu penerangan jalan umum (PJU) tetap dinyalakan, namun kali ini lampu PJU bakal dimatikan. Tidak hanya itu saja, masyarakat yang rumahnya dilalui rute juga diharapkan mematikan lampu rumah.

    “Ini agar proses kirab berlangsung khidmat. Sebagai gantinya, penerangan akan menggunakan 300 obor yang dibawa oleh masyarakat. Kami juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) dan pihak kepolisian,” urainya.

    Sekretaris Panitia Kirab Malam 1 Sura Pura Mangkunegaran Joko Pramudyo menambahkan, laku bisu digelar mulai pukul 19.00 dengan melibatknya sebanyak 500 orang. “Jumlahnya (peserta laku bisu) kemungkinan bertambah karena masyarakat diperkenankan untuk mengikutinya,” tuturnya.

    Tak hanya laku bisu, sejumlah pusaka milik Pura Mangkunegaran juga ikut dikirab. Berapa jumlah pusaka yang akan dikirab? Joko belum bisa memastikannya. Sebab hal tersebut merupakan kewenangan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegoro IX selaku penguasa Pura Mangkunegaran.

    Terpisah, Wakil Pengangeng Sasono Wilopo Keraton Kasunanan Kanjeng Pengeran Aryo (KPA) Winarno Kusumo menjelaskan, perbedaan waktu kirab dengan Pura Mangkunegaran sudah pernah terjadi beberapa tahun lalu.

    Pria yang akrab disapa Kanjeng Win ini mengungkapkan, penetapan kirab di Keraton Kasunanan mengacu pada penanggalan Sultan Agung yang dibuat pada masa Kerajaan Mataram. “Kami tidak mengacu pada penanggalan nasional, namun mengacu pada penanggalan Jawa dimana Sura jatuh pada 15 Oktober. Jadi kirab akan kami selenggarakan pada 14 Oktober malam,” terangnya.

    Terkait rute kirab, Kanjeng Win memastikan tidak ada perubahan. Kebo bule dan sejumlah pusaka Keraton Kasunanan tetap melintasi pohon beringin kurung di Alun-Alun Utara (alut) meskipun saat ini lokasi tersebut telah digunakan untuk pasar darurat pedagang Pasar Klewer. Karena itu, jalur tengah Alun-Alun Utara Keraton Kasunan akan disterilkan.

    “Posisi pasar darurat tidak ada masalah. Hanya saja gapura buatan di pintu masuk alun-alun utara bakal dibongkar. Dalam kirab ada sebanyak 15 kebo bule dan sembilan pusaka milik Keraton Kasunanan,” pungkasnya. (dam/wa)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top