• Berita Terkini

    Sabtu, 10 Oktober 2015

    Sosialisasi Kebangsaan Sasar Warga Pinggir Hutan

    SUDARNOAHMAD/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Sedikitnya 50 anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rimba Makmur mengikuti sosialisasi empat pilar kebangsaan. Acara yang diselenggarakan oleh anggota MPR RI Bambang Soesatyo itu digelar di Balai Desa Watukelir, Kecamatan Ayah, kemarin.

    Tak hanya anggota LMDH Rimba Makmur, petugas Perhutani, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan hingga perangkat desa di desa setempat mengikuti acara yang sangat jarang dilakukan di kawasan pelosok pegunungan tersebut.

    Petugas Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gombong Selatan, Samijan, menyambut baik acara sosialisasi empat pilar kebangsaan tersebut. Melalui sosialisasi tersebut, masyarakat diajak untuk dapat mensukseskan program pembangunan pemerintah. Seperti halnya pemahaman empat pilar kebangsaan dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. "Apabila masyarakat bisa menjadi insan yang baik, pastinya nanti akan mengunduh manfaat yang lebih," kata Samijan, kemarin.

    Pada kesempatan itu, Samijan juga mengajak masyarakat agar terus menjaga keamanan hutan dan pola tanam di dalam kawasan hutan mengikuti petunjuk petugas perhutani.

    Kepala Desa Watukelir, Rasim Haryanto, mengaku sosialisasi empat pilar kebangsaan baru pertama kali digelar di desa yang dipimpinnya. Ia mengatakan, sosialisasi tersebut membuka wawasan kebangsaan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pegunungan yang berbatasan langsung dengan hutan milik Perhutani. "Saya kira ini sangat positif, warga kami jadi tambah ilmunya. Empat pilar kebangsaan ini sebagai tonggak perwujudan sikap bela Negara melalui aktifitas sosial sehari-hari," ujarnya.

    Sosialisasi sendiri menghadirkan dua narasumber, yaitu Budi Sungkowo (Pengurus Golkar) dan Sukamsi (Penggiat Lingkungan dari Kelompok Peduli Lingkungan Pansela).

    Pada paparannya, Budi Sungkowo menyampaikan penjelasan tentang empat pilar kebangsaan, yang meliputi Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. "Sosialisasi dilakukan sebagai bentuk menyikapi kondisi masyarakat kita sekarang. Dimana terjadi degradasi pemahaman serta implementasi dari pengertian empat pilar kebangsaan," tegasnya.

    Budi berharap, warga yang mengikuti acara tersebut dapat menyebarkan informasi tentang empat pilar kebangsaan kepada warga lain yang tidak mengikuti sosialisasi. Peserta dapat meneruskan apa yang narasumber sampaikan kepada masyarakat umum secara getak tular. "Tidak hanya pada rapat formal saja, namun pada pertemuan atau kegiatan keseharian lainnya. Untuk mengingatkan kembali serta memupuk kesadaran agar nilai-nilai yang mulia ini jangan sampai luntur," pintanya.
    Sementara, Sukamsi, memberi motivasi peserta sosialisasi melalui media visual berupa gambar-gambar yang disusun dalam power point. Visual itu sebagai penggambaran dari perwujudan sila-sila Pancasila dan pilar-pilar kebangsaan yang lainnya.

    Penggambaran tindakan semangat untuk mewujudkan empat pilar kebangsaan. Yakni dengan tindakan sehari-hari dengan bekerja keras, mempunyai target dan tujuan, berbagi pengalaman, menghargai perbedaan dan lain-lain sehingga dapat terwujud Indonesia yang berdikari.

    Ia menambahkan, nilai-nilai empat pilar yang secara sederhana dan setiap hari dilakukan warga diantaranya budaya uluk salam dan bertegur sapa, gotong royongm, musyawarah desa. "Budaya saling tolong menolong hingga berbagi pengalaman dan ilmu serta kesuksesan, merupakan pengejewantahan dari empat pilar kebangsaan ini," tandasnya.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top