• Berita Terkini

    Minggu, 22 November 2015

    20 Anak Difabel Ikuti Lomba Lukis

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Sedikitnya 20 peserta yang merupakan anak-anak difabel mengikuti lomba melukis yang dilaksanakan oleh rumah inklusif, Jumat (20/11). Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk meringankan kreatifitas anak-anak berkebutuhan khusus.

    Kegiatan lomba lukis tersebut dilaksanakan usai mujahadah bersama yang rutin dilaksanakan setiap Jumat Pon.  Usai mujahadah dilaksanakan juga terapis dan Pelatihan Bahasa Isyarat Indonesia (Basindo). Rangkaian kegiatan tersebut semata-mata dilaksanakan untuk memberikan pelatihan Soft Skill.

    Koordinator Komunitas Difa Kebumen Muinatul Khoiriyah mengatakan,anak-anak difabel sebenarnya mempunyai potensi yang dapat dikembangkan, namun untuk melatih mereka memerlukan kesabaran dan ketekunan sendiri. Pasalnya mereka memang berkebutuhan khusus. Jika para kaum difabel ini diperhatikan dengan baik maka tidak menutup kemungkinan mereka juga dapat meraih kesuksesan dengan caranya. “Kita harus lebih memperhatikan mereka, pasalnya mereka memang membutukan perhatian lebih,” tuturnya.

    Dijelaskannya anak-anak difabel memerlukan terapis untuk kesehatan badannya, selain itu mereka juga memerlukan mujahadah untuk kesehatan psikisnya. Bukan hanya itu saja beberapa kegiatan yang menghibur dan belajar juga penting dilaksanakan untuk merangsang perkembangan otak. “Sama seperti anak-anak lainnya terkadang mereka juga lupa dengan apa yang telah diajarkan, namun kita memang harus sabar,” paparnya.

    Yaya (21) salah satu pengurus rumah Inklusif mengatakan dengan adanya rumah inklusif ini. Bukan cuma anak difabel yang merasa senang, orang tua para difabel juga turut bahagia. Pasalnya di rumah inklusif ini para orang tua merasa mempunyai teman yang senasib. Selain itu orang tua juga dapat saling bertukar pikiran satu sama lain terkait dengan penanganan anak-anak difabel. “Disini semuanya bahagia dan tidak ada diskriminasi, semua saling menghargai satu sama lain, dan saling memahami kekurangan masing-masing,” ungkapnya.

    Yaya menambahkan,  dengan seringnya para orang tua difabel berkumpul maka rasa percaya diri mereka akan kembali utuh. Pasalnya tidak dipungkiri banyak orang tua yang merasa malu apa bila mempunyai anak berkebutuhan khusus. Padahal anak merupakan anugerah yang semestinya apapun kondisinya harus diterima dan dirawat dengan baik. “Ini merupakan anugrah dan amanat, bukan cuma bagi orang tuanya saja, melainkan juga bagi kita semua,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top