agung/ekspres |
"Jika biasanya kita dalam sehari mengirim lebih dari 10 tangki, setelah ada hujan ini pengirimannya masih berkisar antara 6-7 tangki," ujar Kepala Pelaksana (kalak) BPBD Purworejo Drs Boedi Hardjono melalui Kabid Logistik dan Kedaruratan Hardoyo, Jumat (20/11).
Lebih jauh dikatakan, dengan tidak meratanya curah hujan menjadikan pihaknya juga harus melakukan penjadwalan ulang terhadap jadwal yang selama ini ada. "Semua harus dikomunikasikan kembali karena ada daerah yang sudah tidak membutuhkan pasokan air bersih tapi yang lain juga masih banyak yang membutuhkan," tambahnya.
Adanya hujan yang turunm lanjutnya, memang belum serta merta meningkatkan debit sumber mata air. Bahkan di beberapa lokasi yang sebelumnya sempat keluar, tapi dengan rendahnya curah hujan akhir-akhir ini menjadikan sumber menyusut kembali.
"Bisa dilihat kok, di Sungai Bogowonto sudah menurun lagi debitnya. Belum lagi sungai-sungai kecil yang lain," tambahnya.
Disinggung mengenai stok air bersih yang ada di BPBD Purworejo, Hardoyo mengaku bahwa dalam pertengahan bulan November ini, jatah dianggarkan melalui APBD Murni 2015 dan APBD Perubahan 2015 telah habis. Sementara itu bantuan tangki air bersih dari Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) II Jawa Tengah juga telah dihentikan setelah adanya hujan.
"Terus terang kita sudah tidak memiliki stok lagi untuk dikirim. Tapi kita tetap berusaha untuk bisa mengirim ke wilayah yang membutuhkan air bersih," katanya.
Jika curah hujan tidak segera normal, lanjut Hardoyo, pihaknya terpaksa akan memanfaatkan anggaran tak terduga. "Akan kita keluarkan anggaran tak terduga jika sampai Desember nanti, masih banyak wilayah yang membutuhkan pasokan air bersih," pungkas Hardoyo. (baj)