imam/ekspres |
Pairan harus berurusan dengan warga dan polisi setelah tak sengaja membuat pohon beringin di sebuah lokasi yang dikeramatkan warga Desa/Kecamatan Rowokele, Kamis (5/11/2015) terbakar.
Pairan menjelaskan, kejadian itu bermula dua tahun lalu, saat ia diminta warga untuk menebang pohon jati yang sempat roboh dan mengenai mobil. Agar kejadian tidak terulang kembali, warga menghendaki pohon jati di tebang. Namun tidak ada satu pun warga yang berani menebangnya.
Akhirnya warga meminta kepada Pairan untuk menebang pohon jati tersebut. “Kala itu saya diminta oleh masyarakat untuk menebang pohon jati. Saking besarnya pohon jati, kayunya tidak cukup jika diangkut menggunakan dua truk,” katanya pada saat dimintai keterangan oleh polisi.
Usai menebang pohon jati, terdapat tunggak jati berukuran 1,5 meter dengan diameter sekitar 30 centimeter. Keanehan pun muncul, tunggak jati tersebut tidak bisa dipotong dan dipindah meskipun telah ditarik menggunakan mobil.
Akhirnya, Pairan meninggalkan bgitu saja tunggak jati tersebut. Pairan kemudian merantau ke Bangka Belitung sebagai mandor. Selama dua tahun merantau, Pairan mengaku sering sekali bermimpi dikejar-kejar oleh sosok kakek berjenggot panjang.
Dalam mimpinya itu, sang kakek meminta kepada Pairan untuk menyempurnakan penebangan pohon jati. Akhirnya pada Bulan Syura ini, Pairan menyempatkan diri untuk pulang ke Pulau Jawa dan berniat menyempurnakan penebangan pohon sesuai permintaan kakek yang kerap mengganggu tidurnya.
Pairan pun segera mendatangi Penembahan Jati Teken, sebutan warga untuk lokasi tumbuhnya pohon jati. Usai melaksanakan doa, Pairan langung membakar tunggak pohon jati tersebut, dengan menggunakan dua batang korek api. Saat api mulai membakar, Pairan meninggalkan lokasi tersebut untuk menjalankan sholat ashar. Betapa terkejutnya saat ia kembali ternyata api sudah membakar seluruh pohon beringin yang berada di sampingnya.
Alhasil, Pairan kembali gagal menjalankan misinya menebang pohon jati. Alih-alih untung, Pairan malah dimintai pertanggungjawaban akibat kekacauan yang ditimbulkannya itu.(mam/cah)