INDRO SUPRIYADI/RASO |
Di Sragen, empat rumah roboh dan lainnya rusak. Serupa terjadi di Boyolali dengan satu rumah rusak. Sedangkan di Karanganyar satu rumah diterjang longsor.
Sapuan angin ribut terjadi di Desa Cepoko, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Sabtu malam (7/11). Kemarin (8/11), warga mulai memperbaiki rumahnya. Tapi ada pula yang masih enggan melakukan perbaikan.
"Biarkan dulu saja. Biaya perbaikan belum ada. Mudah-mudahan bantuan segara turun,” harap Wagino salah seorang warga yang rumahnya rusak.
Kepala Desa Cepoko Ngadiman menuturkan, pihaknya sudah melaporkan musibah tersebut ke dinas sosial. "Tidak ada korban jiwa, tapi kerugian ratusan juta. Kami berharap intansi terkait segera memberikan bantuan untuk perbaikan rumah warga," ujar Ngadiman.
Dengan kejadian tersebut Ngadiman mengimbau seluruh warganya waspada. Terutama mereka yang tinggal di sekitar pohon besar. Langkah antisipasi bisa dilakukan dengan memangkas dahan pohon.
Kepala Penanggulangan Bencana dan Kesbangpolinmas Sragen Giyadi menambahkan, mengantisipasi terjadinya cuaca buruk, pihaknya telah melakukan pengecekan terhadap peralatan dan kesiapan anggota satuan pelaksana penanggulangan bencana.
"Koordinasi dengan tim BPBD, Tagana, dan SAR juga terus kita bangun. Monitor lewat siaran radio dari berbagai daerah di Sragen juga terus dilakukan," paparnya.
Di Karanganyar, bangunan dapur dan kamar mandi milik Darsono di Sekarsari RT 1 RW 3 Desa Kemuning, Ngargoyoso rata dengan tanah setelah tertimpa longsor Sabtu malam. Beruntung tidak ada korban jiwa.
Longsor terjadi sekitar pukul 20.00 setelah diguyur hujan sejak sore. Tiba-tiba, tebing setinggi delapan meter di belakang rumah Darsono ambrol dan menimpa dapur dan kamar mandi hingga. ”Saat itu saya sudah di luar rumah. Rencananya mau menonton wayang di Terminal Kemuning. Tiba-tiba ada suara gemuruh dari belakang rumah. Saya langsung lari. Anak istri selamat,” jelasnya.
Saat kejadian, ada empat anggota keluarga di dalam rumah sedang menonton televisi. Yakni Ny Karyo Ranem, 70; Hardini, 32; serta Alif, 5, dan Wahid, 11. Minggu pagi, Darsono dibantu warga dan relawan mulai membersihkan longsoran tanah.
Darsono berharap ada bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki bagian rumah rusak. Termasuk melakukan upaya mencegah longsor susulan. “Di kampung ini rawan longsor. Di atas bukit sudah ada retakan 1,5 sentimeter,” terangnya.
Sedangkan di Sukoharjo, kerusakan rumah akibat angin kencang dialami Parjiyanto warga Dukuh Seko RT RW 3 Desa Pojok Kecamatan Tawangsari, Sabtu (7/11) sekitar pukul 17.00.
Camat Tawangsari Suyatman mengatakan, rumah roboh tersebut baru saja dibangun. Diduga, fondasi kurang kuat. Ketika kejadian, pemilik rumah tidak berada di lokasi. Selain rumah Parjiyanto, rumah warga lainnya ikut rusak pada bagian gentingnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Suprapto memaparkan, berdasar laporan yang diterima BPBD, rumah rusak karena tiupan angin kencang juga terjadi di Mandan, perumahan Joho Baru dan Combongan. ”Di tempat-tempat itu genting rumah warga beterbangan,” ungkapnya.
Hasil pengecekan di lapangan, BPBD juga menemukan pohon tumbang menimpa rumah dan menghalangi jalan. Akibatnya arus dari arah Sritex ke selatan dialihkan. ”Peralihan dari musim kemarau ke penghujan, di awal-awal sering terjadi angin. Karena itu, kami mengimbau warga waspada untuk antisipasi," pintanya.
Selain itu, BPBD meminta dinas pekerjaan umum setempat memangkas dahan pohon terutama di pinggir jalan raya guna mengurangi risiko pohon tumbang. (in/adi/yan/wa)