darno/radmas |
Kepala TK PGRI Desa Sered, Sukiyah mengatakan gedung tersebut dibangun pada tahun 2002 lalu. Lantaran termakan usia, pondasi gedung telah ambles dan lantainya retak dan miring. Menurutnya, bagian atap bahkan sudah ambruk, beruntung itu terjadi pada malam hari sehingga tidak ada korban.
Sebelumnya, tembok yang ambrol juga telah mengenai siswa. "Tiga kali, tapi hanya plesterannya saja. Sehingga tidak sampai terluka parah," jelasnya.
Tak hanya itu, pintu sebelah timur kini sudah tidak bisa dikunci. Seingga ketika jam pulang sekolah, di dekat pintu ditaruh meja. Fungsinya sebagai penahan agar tidak terbuka. "Yang jelas kami khwatir. Apalagi sekarang sedang musim hujan. Was-was kalau sewaktu-waktu ambruk," ucapnya.
Sekolah tersebut, berada satu komplek dengan SD Negeri 2 Sered. Namun karena ruang kelas di SD penuh, pihaknya tidak bisa pinjam ruangan. Meskipun kondisinya sudah memprihatinkan, gedung tersebut masih digunakan bergantian. "Dengan Kelompok Bermain (KB)," paparnya. Sebab saat ini KB PGRI hingga kini belum memiliki gedung sendiri.
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Banjarnegara, Yuanita Dyah R mengatakan pihaknya telah berupaya mengusulkan perbaikan gedung TK tersebut menggunakan APBD Kabupaten.
Namun, terkendala Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014. "Yang paling memungkinkan yakni diusulkan melalui Musrenbangdes," jelasnya. Sehingga perbaikan bisa dibiayai dengan menggunakan Dana Desa (DD). Apalagi, DD ini penggunaannya diutamakan untuk sektor pelayanan dasar. Misalnya pendidikan dan kesehatan.
Kaur Pemerintahan Desa Sered, Aliman mengatakan pemerintah desa pada tahun telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 27 juta untuk perbaikan TK tersebut. Dana tersebut sesuai kesepakan Musrenbangdes. Namun jumlah tersebut dinilai tidak mencukupi. Sehingga akhirnya belum direalisasikan. Dia berharap pada tahun depan, ada alokasi lebih besar. Sehingga dananya mencukupi untuk merehab gedung yang saat ini tinggal tunggu ambruk tersebut. (drn)