• Berita Terkini

    Rabu, 04 November 2015

    Kaget Jalan Rusak, Kakek Mati Hidup Lagi

    WONOGIRI – Perasaan keluarga Tukino, 70, warga Nglaran, Kecamatan Tirtomoyo campur aduk. Bagaimana tidak, kerabat mereka yang telah berusia senja itu kembali hidup dalam perjanalan pulang menggunakan ambulans dari Rumah Sakit (RS) Gasanda, Baturetno.

    Salah seorang warga Tirtomoyo, Sapri menerangkan, Tukino dirawat di RS Gasanda karena mendadak pingsan saat bekerja di sawah. “Sempat dirawat di rumah sakit terus meninggal,” katanya, kemarin (3/11/2015).

    Setelah itu, Tukino dibawa pulang ke rumahnya di Tirtomoyo menggunakan ambulans dan melintasi jalan berlubang, Minggu (1/11). Tak sengaja, roda ambulans masuk ke lubang jalan dan menimbulkan hentakan cukup keras. “Tiba-tiba Mbah Tukino hidup lagi. Matanya terbuka," ujar Sapri melalui sambungan telepon.

    Lebih lanjut diterangkan dia, kejadian ini menjadi perbincangan hangat masyarakat. Pihak rumah sakit juga belum memberikan keterangan mendetail terkait penyebab meninggalnya Tukino kepada pihak keluarga.

    "Saya pikir Tukino mengalami koma. Karena tidak menerima keterangan yang jelas dari pihak rumah sakit, pihak keluarga mengira Tukino sudah meninggal," jelas Sapri.
    Sayangnya, pihak RS Gasanda, Baturetno belum dapat di konfirmasi terkait peristiwa tersebut. Artinya apakah Tukino memang benar-benar telah meninggal dunia, atau ada sebab lain.‎

    Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wonogiri dr. Martanto menjelaskan, dari sisi medis, kejadian tersebut merupakan mati suri. “Ada yang lebih ekstrem. Hingga setengah hari dan sampai (jasad) akan dimandikan, malah hidup lagi,” ungkapnya.

    Ditegaskan Martanto, belum ditemukan penyebab mati suri. Bahkan di Eropa yang peralatan medisnya lebih canggih, tidak bisa mengungkap mati suri. “Hanya Tuhan yang tahu,” ujar singkat Martanto.

    Lebih lanjut diterangkan dia, individu yang mengalami mati suri, meskipun telah dicek secara teliti menggunakan beragam alat medis diantaranya electrocardiography, tidak akan menemukan tanda-tanda kehidupan.

    Karena itu, di rumah sakit diterapkan standard operating procedure (SOP) jika ada pasien meninggal, pihak keluarga diminta menunggu sekitar 3 jam untuk memastikan kondisi pasien bersangkutan. “Semua orang bisa mengalami mati suri. Tidak pandang umurnya berapa,” pungkas Martanto. (kwl/wa)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top