• Berita Terkini

    Selasa, 01 Desember 2015

    Kampus AKRB Dirampok, Penjaga Malam Dibunuh

    RIZAL SN/RADAR JOGJA
    JOGJA - Kawasan Jembatan Janti, Bantul, patut diwaspadai. Masih segar dalam ingatan kita, peristiwa perampokan penjual angkringan cantik Eka Mayasari, 27, pada Mei 2015 lalu. Senin (30/11) sekitar pukul 07.00 WIB kemarin, giliran seorang office boy merangkap penjaga malam ditemukan tewas dengan luka penganiayaan.


    Korban atas nama Witarno, 36, warga Borobudur Magelang itu tewas saat sedang bertugas jaga di kampus Akademi Komunikasi Radya Binatama (AKRB) Jalan Janti, Karangjambe, Banguntapan, Bantul. Diduga kuat, korban merupakan korban perampokan.

    Kapolres Bantul AKBP Dadiyo yang terjun langsung ke tempat kejadian perkara (TKP) mengatakan, kuat dugaan korban tewas karena luka penganiayaan di bagian kepala. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dengan bagian tubuh tertelungkup pada pukul 07.00 WIB. "Ada luka di bagian kepala, karena terkena benda tumpul," katanya kepada wartawan di kampus AKRB.

    Dari hasil olah TKP, diketahui uang sebesar Rp 4 juta yang disimpan di dalam brankas kampus hilang dibawa pelaku. "Informasi dari pihak kampus, uang yang hilang sebesar itu (Rp 4 juta)," ungkapnya.

    Saat melakukan olah TKP, petugas menduga pelaku masuk melalui dinding bagian belakang. Itu terbukti dari sebuah lubang yang terlihat terbuka di sisi selatan bangunan. "Masih olah TKP, pendalaman lebih lanjut untuk menentukan masuknya lewat mana, tapi faktanya di bagian belakang ada dinding yang dijebol," ungkapnya.
    Posisi korban, kata Kapolres, berada di sebuah ruangan di dalam kampus. Petugas juga mengamankan kasur lipat, bantal, dan selimut korban dengan bercak darah. Petugas masih melakukan pendalaman untuk mengungkap motif dan pelakunya.

    "Kasus ini masih kami dalami, mudah-mudahan keberadaan CCTV bisa menjadi petunjuk,” ujarnya.

    Saksi-saksi juga masih dalam pemeriksaan. Buktu-bukti juga masih dicari. "Karena saat ditemukan, korban berada di dekat tempat tidur, dan banyak bercak darah," ujarnya.

    Peristiwa tersebut mengundang perhatian banyak masyarakat yang melintas di Jembatan Janti. Mereka berkumpul sejak pagi untuk melihat evakuasi jenazah korban. Banyak di antara mereka yang mengambil gambar dengan ponselnya.

    Sementara itu, untuk kepentingan penyelidikan oleh polisi, pihak kampus mengambil kebijakan untuk meliburkan proses pembelajaran hingga satu pekan ke depan.
    "Iya kampus memberi tahu, kaprodi yang mengumumkan kalau diliburkan seminggu. Senin depan (7/12) baru masuk," kata Dita, 20, salah satu mahasiswi AKRB kepada Radar Jogja.

    Selain melalui pesan singkat, pemberitahuan juga disampaikan langsung kepada para mahasiswa yang masih berkumpul di depan kampus. "Langsung ngomong ke mahasiswa, karena ada kejadian ini. Masih ada penyelidikan, menunggu dari kepolisian juga tadi," ungkapnya. (riz/jko)



    Berita Terbaru :


    Scroll to Top