IMAM/EKSPRES |
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Kebumen dr Hj Rini Kristiani M Kes, saat menghadiri launching Gerakan Percepatan Penurunan AKI (Angka Kematian Ibu dan AKB (Angka Kematian Bayi ) (Geppak) dan One Student One Client (Osos) di Puskesmas III Kebumen, beberapa waktu lalu.
Menurutnya dengan jumlah perbandingan tersebut tentunya akan membuat bidan akan kesulitan dalam menjalankan tugasnya dengan baik. Mengingat saat ini angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Kebumen masih tergolong tinggi. “Kebumen menempati urutan ke 21 kematian ibu dan bayi se Provinsi Jawa Tengah,” tuturnya.
Rini juga menyambut baik adanya Geppak ada Osos. Dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat dalam penanganan ibu hamil diharapkan angka kematian ibu dan bayi akan menurun. “Geppak yang dipelopori oleh Puskesmas III ini akan melibatkan, Bidan, Kepala desa dan lurah serta dan perangkatnya, LSM, Mahasiswa, Kader PKK dan Tokoh Masyarakat penanganan ibu hamil,” katanya.
Dengan adanya pantauan tersebut maka jika terdapat ibu hamil yang beresiko tinggi (Risti) dapat segera di lakukan perawatan sejak dini, dengan menghubungi dokter spesialis. “Mudah-mudahan tahun 2016 tidak ada lagi AKI dan AKB,” katanya.
Terpisah, Kepala Puskesmas Kebumen III H Tri Tunggal Eko Sapto SKM MPH mengatakan Puskesmas III Kebumen mentargetkan tahun 2016 di wilayahnya nihil angka kematian ibu dan bayi. Wilayah Puskesmas III Kebumen meliputi Desa/Kelurahan Kutosari, Bumirejo, Kebumen, Karangsari, Jemur dan Gemesekti . Dalam menyukseskan program tersebut pihaknya bekerjasama dengan masyarakat dan LSM.
Teknisnya, Bidan desa dan LSM bertugas untuk mencari dan memantau setiap ibu hamil di desanya, jika ditemukan adanya gejala yang tidak baik/sehat maka akan segera menghubungi dokter spesialis kandungan. “Dengan adanya pendampingan yang intensif dari dokter spesialis kandungan sejak dini, diharapkan bayi dan ibu hamil akan selamatkan,” ucapnya. (mam)