ISTIMEWA |
Salah satu penggagas komunitas Kopong Sabur Rahardian Raamin mengatakan, Kopong memiliki visi untuk menggali berbagai bentuk warisan budaya. Munculnya komunitas tersebut, berangkat dari kepedulian mengenai banyaknya warisan budaya di wilayah Gombong dan sekitarnya. Namun hingga kini belum sepenuhnya digali dan dipahami. “Kami yakin jika berbagai bentuk warisan ini dipahami dengan sungguh-sungguh akan memberikan sumbangan bagi kemajuan bangsa kita,” tuturnya kepada Ekspres,saat ditemui di Roemah Martha Tilaar Gombong, Kamis (5/11/2015).
Kegiatan yang dilakukan lanjutnya, salah satunya adalah mengadakan diskusi budaya setiap hari Minggu Pon. Diskusi itu mengambil tema yang bervariasi dan terbuka bagi komunitas-komunitas budaya lainnya. Bulan November ini, diskusi akan diadakan pada hari Minggu, 15 November 2015 pukul 19.00 bertempat di Roemah Martha Tilaar, Jl. Sempor Lama Gombong. Salah satu tema yang diusung adalah Membedah Falsafah Tembang Macapat.
Masih menurut Sabur, Kopong juga menjalin jejaring dengan kelompok-kelompok budaya lain. Salah satu yang sudah dilakukan adalah mengadakan pemutaran film dan diskusi budaya bersama Komunitas Sinema Kedung. “Selain itu KOPONG juga terlibat dalam pemetaan kawasan pusaka yang diadakan oleh Konsultan Kota Pusaka Kebumen,” katanya.
Saat ini sedikitnya ada 20 orang yang terlibat aktif di kegiatan komunitas tersebut. Itu di luar komunitas-komunitas lain yang berjejaring dengan Kopong. Saat ini Kopong tengah menggali sejarah dari beberapa aset pusaka yang ada di wilayah Gombong.
Kegiatan ini akan menjadi bahan untuk menyusun sebuah program susur pusaka. “Terus terang kami agak malu juga ketika kedatangan beberapa teman peminat pusaka dari kota lain yang ingin mengetahui seluk beluk Gombong masa lalu, ternyata pengetahuan yang kami miliki masih sangat minim,” kata Bambang Soebagijo, yang juga merupakan salah satu aktivis Kopong. Hingga saat ini, sekretariat Kopong sendiri masih menumpang di Roemah Martha Tilaar Gombong.
Marketing and Communication Roemah Martha Tilaar Alona Novensa menambahkan bahwa Roemah Martha Tilaar membuka pintu bagi berbagai kegiatan berbasis komunitas yang memiliki visi dan misi pemberdayaan masyarakat. “Kami terbuka untuk bekerjasama dengan komunitas-komunitas yang memiliki misi pemberdayaan masyarakat. Saat ini sudah ada beberapa komunitas yang menjalin relasi dengan kami. Ke depan semoga tempat ini bisa menjadi tempat berjejaring berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat,” ucapnya. (mam)