• Berita Terkini

    Selasa, 03 November 2015

    Mahasiswa STAINU Purworejo Bakar Ban di Depan Kantor Rektorat

    agung/ekspres
    STAINU Masuk Daftar DIKTI untuk Ditutup
    PURWOREJO--Gabungan mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus (AMPK) Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Purworejo mengadakan aksi demonstrasi, Senin (2/11). Mahasiswa sempat melakukan pembakaran ban di depan kantor rektorat serta aksi teaterikal dari para mahasiswa.

    Pantauan Ekspres, aksi AMPK STAINU yang mendapat pengawalan dari aparat kepolisian Polsek Banyuurip itu sempat memanas lantaran pihak kampus tidak kunjung keluar menemui mahasiswa. Mahasiswa berorasi, berteriak meminta pihak kampus keluar sambil menyanyikan lagu-lagu pergerakan.

    Aksi demonstrasi berakhir damai setelah pihak kampus keluar menemui mahasiswa dan mengajak audiensi di dalam ruangan rektorat. Meski demikian, pihak kampus cukup kesulitan mengajak audiensi mahasiswa. Bahkan sempat menolak lantaran tidak mau di bohongi, meski akhirnya audiensi antara perwakilan mahasiswa dengan pihak kampus dapat terlaksana.

    Koordinator aksi yang juga ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) STAINU, Ristiyanto mengatakan aksi tersebut dilakukan setelah sebelumnya mahasiswa meminta audiensi dengan pihak rektorat dan Yayasan Pendidikan Nahdlatul Ulama (Yaspinu) selaku pengelola kampus Kamis lalu.

    "Namun audiensi berakhir deadlock dan mahasiswa mengambil sikap walk out lantaran tidak puas dengan jawaban dari para petinggi kampus maupun yayasan. Kemudian kekecewaan atas audiensi tersebut kami curahkan dengan melakukan penyegelan ruang kuliah dan aksi mogok kuliah pada hari Jumat lalu," katanya.

    Lebih lanjut dikatakannya, aksi tersebut dilakukan untuk memperjuangkan nasib para mahasiswa dan menyelamatkan kampus agar tidak di blacklist. Menurutnya, STAINU merupakan salah satu kampus yang terancam ditutup oleh DIKTI lantaran belum memenuhi syarat.

    "Ada tiga point besar yang kami tuntut yakni menuntut penataan administrasi, transparansi keuangan kampus dan perbaikan pelayanan. Ketiga point besar ini kami jabarkan menjadi 13 tuntutan riil yang harus segera direalisasikan oleh pihak kampus," tandasnya.

    Ketua BEM STAINU, Dewi Alha menambahkan, tuntutan mahasiswa itu harus segera di tindak lanjuti oleh pihak kampus. Jika tidak, ia mengancam akan melakukan aksi susulan di kemudian hari. "Kami akan kawal terus tuntutan kami hingga seluruhnya di penuhi oleh kampus. Karena ini menyangkut nasib ratusan mahasiswa STAINU Purworejo ke depan," katanya.

    Sementara itu, perwakilan pihak kampus Khusniyati Sururiyah SPd I, MSi yang mengajak beraudiensi dengan para demonstran berjanji akan menyampaikan tuntutan mahasiswa tersebut kepada pihak rektorat. Ia mengaku sebelum aksi dilakukan oleh para mahasiswa untuk menyampaikan tuntutan tersebut, dirinya dan sejumlah dosen lainnya telah berdiskusi untuk menyikapi tuntutan mahasiswa.

    "Untuk itu, hasil diskusi kami akan kami sampaikan kepada perwakilan mahasiswa agar suasana lebih kondusif dan kita dapat berdiskusi dengan suasana yang lebih nyaman di dalam ruang rektorat," katanya.

    Dalam audiensi tersebut akhirnya disepakati bahwa tuntutan mahasiswa akan dituangkan dalam surat penjanjian yang bakal ditandatangani oleh perwakilan dan pihak kampus. Audiensi lanjutan tersebut akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 November mendatang. (baj)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top