aziz/radmas |
Informasi yang berhasil dihimpun, pertama kali mayat bayi malang tersebut ditemukan Rasman (36), saat melintasi irigasi sekitar pukul 10.52. Saat itu, ia melihat tas gendong warna coklat kombinasi biru terapung di pintu saluran irigasi. Timbul kecurigaan, ia memberitahukan hal tersebut kepada Sarlan (46), warga Desa Wlahar Rt 04/02, yang sedang beraktivitas memancing di area sekitar.
Oleh keduanya, didorong rasa curiga dan penasaran, tas gendong yang mengapung itu lantas berusaha ditarik ke tepian dengan menggunakan kayu. Saat tas berhasil ditarik ke tepian sungai, keduanya tak bisa menahan kaget. Pasalnya, mereka melihat adanya bercak-bercak darah di sekitar tas tersebut.
Keduanya pun lalu berkeputusan melaporkan penemuan tas itu ke Polsek Adipala.
Mendapat informasi tersebut, Kapolsek Adipala AKP Bambang Ismanto SH, bersama 5 anggota jaga langsung mendatangi TKP. Di dalam tas tersebut, diketahui meringkuk bayi perempuan yang sudah meregang nyawa. Jenazah bayi malang tersebut lalu dibawa ke Puskesmas Adipala untuk dilakukan Visum Et Repertum (VER).
"Dari oleh TKP petugas berhasil mengamankan Satu buah tas gendong warna coklat kombinasi biru jeans serta beberapa pakaian bayi dan kain untuk membungkus bayi," ujar Ismanto.
Dari keterangan dokter puskesmas Adipala, diperkirakan bayi perempuan malang itu baru dilahirkan atau berusia sekitar 6 jam. Bayi tersebut dilahirkan dengan panjang 46 cm dan berat badan 2,5 kg lengkap dengan plasenta dan tali pusar. Setelah dilakukan pemeriksaan, jasad bayi tersebut oleh Polsek Adipala dengan dibantu pihak sosial dan Perangkat Desa Wlahar dikebumikan dipemakaman desa setempat. (ziz)