AHMAD KHAIRUDIN/RASO |
Meski pemilik rumah menelan kerugian ratusan juta rupiah, namun tidak ada korban dalam kebakaran tersebut. Di lokasi kejadian, petugas menerjunkan tujuh mobil pemadam kebakaran (damkar) untuk memadamkan api yang berkobar cukup besar. Api baru padam setelah petugas damkar bekerja sekitar 90 menit dibantu warga sekitar.
Komandan Regu Damkar Suparji mengatakan, penanganan kebakaran ini bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tiga wilayah. Yakni dari Solo menerjunkan dua damkar, Sukoharjo satu damkar, dan Karanganyar tiga damkar. Ditambah satu damkar dari Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) II Surakarta. ”Mengambil damkar dari Karanganyar kebetulan lebih dekat meski wilayahnya Sukoharjo,” terangnya.
Dia menjelaskan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 10.30. Kebakaran tersebut bukan karena korsleting listrik pada umumnya. Namun kebakaran itu lantaran ada tumpahan minyak spertus dan terkena alat pemanas aklirik. Alat tersebut biasa digunakan untuk membengkokkan bahan baku, seperti pelat.
Karena tumpahan tersebut, api dengan cepat membesar. Lantas membakar seluruh benda di sekitar yang kebetulan mudah terbakar. ”Tidak ada orang yang terluka. Semua selamat, hanya saja ada beberapa burung yang ikut terbakar,” terang dia.
Akses jalan yang sempit menjadi salah satu kendala dalam proses pemadaman. Namun dia bersyukur tidak sampai meluas dan dapat segera padam. Dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa. Api pun tidak sampai merembet ke rumah warga di sekitarnya. Namun seluruh barang untuk produksi sangkar burung terbakar.
Terkait kerugian, dia memperkirakan hingga Rp 500 juta. ”Selain bangunan yang diperkirakan senilai Rp 300 juta, ada pula bahan baku produksi yang nilainya cukup tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, Dony, pemilik rumah masih dalam kondisi terpukul. Namun dia cukup bersyukur tidak ada korban jiwa dalam kebakaran itu. ”Kejadiannya karena pemanas aklirik yang terkena spirtus. Tapi untung tidak ada korban,” tuturnya. (din/un)