ANGGA PURENDA/RASO |
Saking kerasnya benturan, korban sempat terpental dan kendaraannya terseret sejauh 100 meter. Informasi yang dihimpun koran ini di lapangan, kejadiaannya sekitar pukul 17.30 jelang maghrib. ”Korban sehabis pulang dari melatih senam yang diadakan seminggu dua kali, Selasa-Jumat,” ujar Siti Zahriah, 60, warga setempat.
Selain pelatih senam, korban juga seorang penjahit. Sehingga korban sering melintasi perlintasan ini menuju arah Wedi, yakni mengobraskan jahitan. Siti menceritakan, kala itu dirinya tengah duduk santai di teras rumah menghadap perlintasan kereta api tanpa palang.
Beberapa saat kemudian korban melintas dari arah utara mengendarai sepeda motor Honda Scoopy warna putih. Sementara itu, dari arah timur melaju KA Prameks 289. Tapi korban tidak mengetahui diduga tengah asyik mendengarkan musik lewat ponsel melalui headshet.
”Korban sempat menyapa saya dan sedang menggunakan headshet. Mengetahui ada kereta, saya teriak-teriak, mbak...mbak sepur. Dia sempat mundur, tapi kok tiba-tiba malah gas maju ke depan dan langsung tertabrak kereta. Terpental sampai terbang,” tuturnya.
Sementara itu, saksi lainnya, Mulyadi, 56, mengungkapkan, KA Prameks sempat berhenti. Sebab menyadari menabrak seorang pengendara sepeda motor. Tapi korban terpental hingga 15 meter dengan kondisi masih utuh. Korban mengalami luka bagian wajah, langsung tewas seketika.
”Kejadian kecelakaan di sini sebenarnya bukan yang pertama kali terjadi. Memang warga sudah meminta PT KAI untuk memasang palang perlintasan kereta api demi keamanan bagi pengendara yang melintas,” kata dia.
Warga yang mengetahui peristiwa itu langsung menghubungi Polsek Jogonalan. Kapolsek AKP Nurwadi mengatakan, kini jenazah korban sudah diantar ke Rumah Sakit Soeradji Tirtonegoro Klaten. Setelah itu diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan. (ren/un)