• Berita Terkini

    Sabtu, 21 November 2015

    Pengrusakan Rumah Kembali Pecah di Boyolali

    TRI WIDODO/RASO
    Percikan Kaca Mengenai MataBOYOLALI – Tensi politik di wilayah Boyolali terus memanas belakangan ini. Apalagi semakin dekat hari coblosan yang akan digelar 9 Desember mendatang. Kondisi ini seiring rentetan pengrusakan rumah yang hingga kini masih terjadi di wilayah Banyudono, Boyolali, seperti yang terjadi Jumat dini hari (20/11).

    Aksi ini diduga tak terlepas dari pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada). Sebab rumah yang menjadi sasaran pengrusakan adalah posko pemenangan pilkada calon bupati dan calon wakil bupati (cabup-cawabup).

    Kali ini menimpa dua rumah milik Kadarianto,50, warga Dusun Ngancar, dan rumah Ngadino, 51, warga Dusun Karangasem, Desa/Kecamatan Banyudono. Keduanya diketahui merupakan simpatisan pendukung pasangan calon (paslon) peserta pilkada. Kedua rumah itu dirusak pada waktu yang hampir bersamaan, yakni sekitar pukul 00.00-00.30.

    Dua kejadian itu dilakukan saat penghuni rumah sedang istirahat. Bahkan pengrusakan rumah milik Kadarianto sebagian pecahan kaca yang dipecah mengenai wajah sang putri. Akibat pecahan kaca itu, anaknya harus dibawa ke dokter untuk mengambil percikan kaca yang mengenai mata. ”Anak saya langsung berteriak sehingga saya pun terbangun. Namun mendadak, kaca depan juga hancur berantakan,” beber Kadarianto.

    Sedangkan pengrusakan rumah Ngadino terjadi sekitar pukul 00.30. Saat itu sang istri, Rumini, 50, kelar masak. Tiba-tiba dia mendengar suara seperti ledakan pistol yang berasal dari depan rumah. Seketika itu, sambil lari ke belakang rumah dia berteriak-triak.

    ”Maling-maling. dan mendengar suara kendaraan distater. Saya tidak tahu pasti karena saat itu saya langsung sembunyi di belakang,” jelas Rumini. Dia menduga pelaku beraksi dengan menggunakan senjata tajam sejenis kelewang atau pedang. Hal ini mengingat ada bekas bacokan di bagian kayu.

    Kepala Desa (Kades) Banyudono Gijarna menduga kejadian tersebut tidak dilakukan kedua paslon peserta pilkada. Pasalnya, dalam waktu hampir bersamaan ada dua rumah dirusak. ”Saya kira ada aktor yang memprovokasi agar suasana di Banyudono ini gaduh,” jelasnya.

    Sebagai tindak lanjut atas kejadian pengrusakan rumah ini, dalam waktu dekat ini pihaknya bakal mengumpulkan ketua Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), dan tokoh masyarakat serta tokoh pemuda desa. ”Kami akan menyatukan visi untuk menjaga suasana tetap kondusif. Boleh beda pilihan, namun kerukunan harus tetap dijaga,” tegas dia.

    Sementara itu, Kapolres Boyolali AKBP Budi Sartono menyatakan, kasus pengrusakan dua rumah ini masih dalam penyelidikan. Selain mengumpulkan barang bukti, polisi juga telah memintai keterangan saksi-saksi. Insiden pengrusakan dua rumah milik simpatisan paslon ini sangat disayangkan. Sebab, hal itu merupakan tindakan pidana yang dapat merugikan masyarakat. Terlebih menjelang pelaksanaan pesta demokrasi yang dapat menciderai demokrasi itu sendiri.

    Pihaknya memperkirakan pengrusakan dua rumah di Banyudono ini sebuah bentuk sabotase untuk memprovokasi masyarakat. Sehingga Boyolali tak kondusif lagi menjelang pilkada. ”Saya minta kepada masyarakat agar tak mudah tersulut oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab ini,” tandas Budi.

    Sebelumnya peristiwa pengrusakan juga menimpa rumah Agus Salim, 47, pendukung salah satu paslon. Rumah yang dirusak pada Minggu siang (8/11) itu di Dusun Karangasem, Desa/Kecamatan Banyudono.

    Lantas peristiwa serupa juga menimpa kediaman Sutopo dan Yusanto dan sebuah posko pemenangan salah satu paslon pada Sabtu (31/10). Kejadian itu dilakukan usai debat publik paslon . Akibatnya seluruh kaca depan rumah milik Sutopo hancur. Bahkan, isi rumah yang juga digunakan sebagai salon kecantikan porak-poranda. Pecahan kaca berserakan di lantai rumah. (wid/un)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top