IMAM/ESKPRES |
Adapun beberapa materi yang dipelajari diantaranya meliputi: Kapanatacaran, Basa lan sastra Jawi, Renggeping Wicara, Ngadat tatacara Jawi, Sekar setaman, Ngedi Busana Ngadi sarira, Padhuwung, Tembang langending. Selain iyu terdapat pula materi Dwija tamu, Paragan Dwija, Paragan Siswa lan Busana, Pendadaran sinerat, Pendadaran paragan dan Kepermadanian lan tata krama. Semua materi terhitung 160 jam pelajaran selama 40 kali pertemuan.
"Ini merupakan pendidikan di luar sekolah bagi masyarakat agar memiliki pengetahuan dan ketrampilan sebagai pembawa acara atau juru pidato yang baik dengan menggunakan bahasa Jawa yang benar," kata Ketua Permadani Kabupaten Kebumen Wuryanto MMPd, sembari mengatakan, waktu kursus selama 19 minggu itu terdapat 40 kali pertemuan dan setiap minggunya terdapat dua kali pertemuan setiap Senin dan Kamis.
Lebih lanjut, kegiatan tersebut dalam rangka menciptakan masyarakat berbudi luhur. Sehingga, materi yang disampaikan pun sarat dengan nilai-nilai budaya adiluhung.
Wuryanto MMPd yang juga Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen itu menjelaskan, materi yang disampaikan antara lain terkait kepanatacaraan (seputar pembawa acara) serta sastra dan bahasa Jawa.
Selain itu terdapat materi pendukung seperti tembang (lagu) dan gendhing (karawitan).
Dikatakan Wuryanto, perkembangan pawiyatan panatacara dan pamedharsabda yang sudah memasuki angkatan ke-12 ini masih diminati peserta. Namun diakuinya mengalami penurunan karena kursus yang digelar sejak 1984 itu sempat terdapat ratusan peserta dan dibagi tiga kelas. "Era globalisasi ini memang terjadi pergeseran Bahasa Jawa. Tidak hanya itu saja, budayanya pun ikut terkikis," imbuhnya.
Bagi peserta yang mengikuti kursus tersebut mengaku mendapat manfaat besar, terutama merasakan adanya kedamaian pada batin. Mereka yang menyampaikan sambutan serta membawakan acara dengan Bahasa Jawa itu pun mampu menentramkan orang sekitar. Apalagi dengan intonasi serta gaya bahasa yang khas dalam kursus yang digelar oleh Permadani itu. "Peserta yang menngikuti kebanyakan dari perangkat desa," kata Wuryanto.
Dari ratusan alumni pawiyatan dan pemedharsabdo di kabupaten berslogan Beriman ini juga menularkan ilmunya kepada yang lain. Dengan demikian bahasa Jawa dan budayanya terus lestari. Mereka mengisi berbagai acara dari mulai pernikahan, sunatan, tasyakuran, serta lainnya. Dalam waktu dekat ini Permadani Kebumen juga akan mengadakan pawiyatan tari walet yang diciptakan oleh seniman Sarjoko dan Sukimun. (mam)