ARIEF BUDIMAN/RASO |
Pohon yang roboh juga mengenai sebagian tembok gedung DHC 45 hingga terlihat hancur. Berdasarkan keterangan pemilik bengkel Maweli Herman Wiyono, 40, pohon jenis sengon tekik tersebut memang berusia cukup tua. Beruntung, pohon yang roboh tidak menimpa dirinya. Padahal, saat kejadian, dia bersama tiga pegawainya tengah bekerja tepat di samping pohon.
Dikatakan Weli, sebenarnya dia sudah mendapat firasat bahwa pohon tersebut akan roboh. Pasalnya cor-coran semen yang mengelilingi pohon itu sudah retak. ”Semalam saya lihat cor-coran di sekitar pohon sudah membuka. Saya pikir karena ditabrak motor. Tapi, cor-coran yang mengelilingi pohon itu memang sudah sering pecah dan sering saya tambal,” ujar Weli.
Kendati kejadian kemarin bukan disebabkan hujan atau angin, namun Weli menduga pohon roboh karena dimakan usia. Selain itu, hujan yang turun beberapa hari terakhir ini juga membuat pohon tua mudah roboh. Untuk itu dia berharap dinas terkait memperhatikan kondisi sejumah pohon di Solo yang rawan roboh saat musim penghujan.
Apalagi, akibat kejadian kemarin Weli juga menderita kerugian yang tak sedikit. Dia harus mengganti atap seng bengkel yang hancur.
Sementara itu, pascakejadian, sekitar 10 petugas dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) langsung ke lokasi guna memotong pohon yang tumbang menjadi beberapa bagian. Berdasarkan pengamatan, pohon besar itu sudah dalam kondisi keropos. (din/ria)