TRI WIDODO/RASO |
Berdasar data BPBD Boyolali, jumlah pendaki pada Sabtu (31/10) malam mencapai sebanyak 300 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 100 pendaki berhasil diturunkan Minggu (1/11). Sisanya masih dalam perjalanan turun gunung.
Evakuasi harus dilakukan secara cepat mengingat api terus mengarah ke jalur pendakian di antara pos 1 dan pos 2. “Untuk itu tim Barameru bersama warga dan tim SAR segera melakukan evakuasi (pendaki). Jangan sampai terulang musibah di gunung Lawu,” harap petugas basecamp pendakian Gunung Merapi, Barameru, Gimar, Minggu (1/11).
Menurut laporan relawan di lapangan, pendaki yang sudah lewat pos 1 dinyatakan aman dari api. Sedangkan yang masih berada di atas pos 2 dan pos 3, relawan berusaha mengejar pendaki agar tidak turun karena ada api yang mengarah ke pos 2.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Boyolali Kurniawan Fajar Prasetyo mengatakan, pihaknya menerjunkan sebanyak 200 personel yang terbagi dalam dua regu. Regu pertama bertugas mengevakuasi pendaki agar selamat saat turun gunung. Sedangkan regu lainnya memadamkan api.
“Kami mulai evakuasi pendaki pukul 11.00. Ada sekitar 200 pendaki dari berbagai daerah yang masih berada di puncak saat hutan terbakar,” kata Kurniawan.
Menurut dia, kebakaran di atas gunung berbeda dengan di dataran rendah. Api di gunung bisa cepat merambat karena tiupan angin kencang ditambah banyaknya ranting dan dahan kering.
Pantauan Jawa Pos Radar Solo, relawan dari berbagai daerah terus berdatangan ke Selo untuk membantu evakuasi. Titik api di Gunung Merapi terlihat jelas dari jalur wisata Solo-Selo-Borobudur (SSB) di Pasar Selo. Satwa liar, seperti kera yang ketakutan dengan kobaran api mulai turun ke lahan pertanian warga. (wid/wa)