IMAM/EKSPRES |
Menurutnya, revolusi mental di Kebumen diketahui sejak adanya komitmen bersama ulama dan umaro pada 17 Mei 2012 silam. Komitmen tersebut berisi tentang kesanggupan segenap komponen masyarakat menyumbangkan jiwa dan raga untuk mewujudkan Kebumen Beriman.
Menyusul adanya komitmen tersebut, maka sudah selayaknya menempatkan kata Beriman dalam slogan daerah itu, tidak hanya sebatas akronim Bersih, Indah, Manfaat, Aman, dan Nyaman atau hanya membicarakan seputar Kebersihan, Ketertiban, dan Keindahan (K3). Namun merupakan kata yang sarat makna. Sehingga menjadi ruh dalam sendi-sendi kehidupan masyarakatnya. Dan selayaknya pula, kata Beriman yang mempunyai filosofi sarat dengan nilai-nilai religiousitas (mental spiritual) itu dijadikan spirit untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan dari aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan (Ipoleksosbudhankam). Di samping itu dari aspek birokrasi, legislatif, dan hukum. "Kita akan memasukkan konsep Beriman itu dalam RPJMD," kata Arief.
Sejak menjabat sebaga Pj bupati Kebumen Agustus lalu, Arief pun berupaya mengimplementasikan revolusi mental dari hal-hal yang dianggap kecil. Seperti membuang sampah pada tempatnya, Membudayakan antri dan saling hormat menghormati.
Arief juga berkeliling sekolah-sekolah bersama Sekda Adi Pandoyo SH MSi, Kapolres AKBP Faizal SIK MH, dan Dandim 0709 Kebumen Letkol Inf Putra Widyawinaya SH, untuk mengajak siswa mencuci tangan dengan sabun, serta menerapkan budaya antre. Pihaknya berharap agar orang tua lebih malu jika anaknya tidak mengetahui budaya antre daripada belum bisa mengerjakan soal matematika.
Karena itu, dalam memaknai Beriman pada Bersih, misalnya, tidak hanya dari sisi lahir saja, tetapi juga batin. Dari sisi lahir, bersih menyangkut manusia dan lingkungannya, sedangkan dari sisi batin, bersih memiliki makna ikhlas dalam mengerjakan sesuatu. Indah berarti menyenangkan bagi yang melihatnya serta memberi rasa bangga dan simpati terhadap Kebumen. Manfaat berarti berdaya guna bagi siapa saja.
Dalam hal ini, jauh dari segala bentuk diskriminasi, baik terhadap suku, ras, agama, gender, maupun golongan mana pun. Aman berarti masyarakat merasa terlindungi dan ikut menjaga stabilitas dan kondusifitas daerah. Sedangkan Nyaman berarti membuat betah masyarakat maupun pengunjung yang berada di Kebumen dan bersama-sama nyengkuyung serta handarbeni dalam pembangunan daerah.
Sementara itu, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kebumen Beniyanto yang mengikuti audiensi tersebut menyambut gembira atas dimasukkannya revolusi mental dalam RPJMD. Terlebih, perjalanan revolusi mental di Kebumen sejak adanya komitmen bersama ulama dan umara itu telah diapresiasi Kementrian Koordinator Pemberdayaan Perempuan dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI saat kunjungan anggota DPRD Kebumen 28 Oktober lalu. "Ini tentu menjadi kebanggaan bersama bagi masyarakat Kebumen," tuturnya. (mam)