• Berita Terkini

    Kamis, 12 November 2015

    Sudah Turun Hujan, Droping Air Bersih Dihentikan

    ilustrasi
    118 Desa di Kebumen Rawan Banjir dan Longsor
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Hujan yang sudah mulai mengguyur, membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen menghentikan bantuan air bersih. Namun demikian, BPBD tidak menutup kemungkinan akan kembali menyalurkan bantuan bila masih ada warga yang membutuhkan.

    "Mulai hari ini (kemarin, 11/11/2015) droping  air bersih untuk sementara dihentikan. Namun jika dalam dua minggu ini tiba-tiba hujan berhenti maka kita akan kembali mengirim bantuan,” tutur Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kebumen, Eko Widianto, seperti dituturkan Kasi Penanganan Kedaruratan Arif Rahmadi SSos ditemui kebumenekspres.com, Rabu (11/11/2015).

    Disebutkan, terdapat 101 desa yang tersebar di 17 kecamatan mengalami kekeringan. Untuk bantuan air bersih terkumpul dana dari pihak ketiga sebanyak Rp 809.528.300 atau setara dengan 4.626 tanki air bersih. "Sedangkan pengiriman bantuan air bersih yang sudah dilaksanakan BPBD Kebumen sebanyak 5.507 tanki pertanggal 11 November,” katanya.

    Sementara itu, memasuki musim hujan, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir dan tanah longsor. Peta rawan longsor di Kabupaten Kebumen meliputi 127 desa, dan 118 desa rawan banjir. "Demikian pula dengan ancaman bencana angin kencang, karena sudah ada laporan 1 rumah di Desa Bumiagung, Kecamatan Rowokele, rusak diterjang angin kencang," ujar Eko yang kemarin juga didampingi Kasi Logistik, Basori.

    Kewaspadaan bisa dimulai dari hal kecil, seperti mengantisipasi banjir dengan tidak membuang sampah di saluran air. Atau jika terlihat ada retakan tanah, secepatnya ditutup dengan tanah agar air tidak masuk karena jika dibiarkan, berpotensi longsor. BPBD sendiri sudah menyiapkan logistik, seperti beras sebanyak 5 ton. Selain itu, 3 perahu karet, 275 bronjong, 10.000 karung plastik, genset, serta mesin gergaji. "Personil juga kami siagakan 24 jam," ujar Eko.

    Selain itu ia juga memberi himbauan agar masyarakat jangan berteduh di bawah pohon atau gubuk yang berada di tengah sawah saat terjadi hujan. “Itu untuk mengurangi resiko tersambar petir, pasalnya pohon dan gubug dapat menjadi konduktor yang baik untuk petir,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top