IMAM/EKSPRES |
Kejadian tersebut berawal saat Hadi Purwanto (60) warga RT 1 RW 1 Desa Indrosari Kecamatan Buluspesantren , Kamis (5/11/2015), berniat memperdalam sumurnya yang sudah kering saat musim kemarau. Namun, penggali sumur urung tak berani, saat melihat dinding sumur masih terbuat dari batu-bata. "Tukangnya khawatir, dinding sumur akan roboh," kata Hadi.
Akhirnya diputuskan untuk membuat sumur bor. Hingga selesai dikerjakan, tak ada masalah. Air pun keluar dengan jernih tanpa ada masalah. Namun pada sore harinya sekitar pukul 16.00 WIB, keluar gas dari sumur yang menggunakan pipa paralon 10 inch tersebut.
"Saya mendengar ada suara “blubuk-blubuk” dari dalam paralon. Saat itu menghidupkan korek api, dan seketika api terserap dan masuk kedalam paralon,” tutur Hadi kepada kebumenekspres.com, Senin (16/11).
Fenomena sumur gas itu pun membuatnya takut. Untuk mencegah agar tak terjadi sesuatu yang lebih buruk, Hadi menutup pipa menggunakan kain basah. Sesaat kemudian, ia mempunyai ide untuk memanfaatkan gas tersebut. “Saya kemudian memasang instalasi ke rumah dan masang ke kompor gas LPG. Namun ternyata tidak bisa, kemungkinan gas yang keluar kecil, sehingga kompor tidak menyala,” kata pensiunan PLN tersebut.
Kendati demikian pihaknya akan terus melakukan eksperimen untuk dapat memanfaatkan gas tersebut. Jika memang menggunakan kompor gas tidak bisa, maka tidak menutup kemungkinan dapat dilakukan dengan cara lain. “Saya masih terus melakukan percobaan dan jika memang bisa dimanfaatkan kenapa tidak. Ini sudah 10 hari, apinya juga belum padam,” paparnya.
Kepala Desa Indrosari Muhammad Muslih SSosI mengatakan, beberapa kejadian serupa memang sering terjadi di wilayah Desa Indrosari dan Kecamatan Buluspesantren saat pembuatan sumur bor. Dulu pernah dilakukan penelitian oleh mahasiswa ITB yang menyatakan memang terdapat banyak gas di area tersebut. Kemungkinan jumlah gas yang terdapat di sini tidak terlalu banyak sehingga pemerintah tidak berkenan untuk menambangnya. “Dulu tepat didepan balai desa sekitar tahun 1990 malah keluar gas lebih besar,” bebernya.
Dengan adanya kejadian tersebut, pihaknya akan melaporkan kepada Dinas SDA [Dinas Energi Sumber Daya Alam Energi Sumber Daya Mineral (SDA-ESDM)] Kebumen, tujuannya agar gas tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga. “Jika memang tidak cukup untuk kebutuhan industri, bisa jadi cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga,” ucapnya. (mam)