ilustrasi |
Hal itu ditegaskan Sekretaris Daerah Adi Pandoyo, menjawab pertanyaan sejumlah fraksi yang meragukan kinerja pemerintah daerah untuk mengurangi jumlah warga miskin di Kabupaten Kebumen. Penyampaian tersebut di sampaikan Sekda mewakili Pj Bupati pada rapat paripurna DPRD dengan agenda pembacaan nota jawaban terhadap RAPBD 2016, baru-baru ini.
Adi Pandoyo, menyatakan pihaknya berkomitmen akan berupaya mengurangi jumlah penduduk miskin sampai berkisar sembilan hingga sepuluh persen. Serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Upaya kongkrit untuk mengurangi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi adanya alokasi anggaran," kata Adi Pandoyo, membacakan nota jawaban dihadapan rapat paripurna yang dipimpin oleh Ketua DPRD Cipto Waluyo.
Selain mengalokasikan anggaran sebesar Rp 366,9 miliar lebih untuk mempercepat menanggulangi kemiskinan, juga telah dibentuk Tim Koordinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten (TKP2K), serta TKP2Kdes untuk tingkat desa.
Bahkan, lanjut dia, untuk memudahkan pelaksanaan teknis koordinasi juga telah dibentuk Unit Pelayanan Terpadu Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (UPT-P2K).
"Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kami dorong melalui infrastruktur yang cukup dan berkualitas. Sehingga akan dapat menggerakkan roda perekonomian," bebernya.
Pemkab Kebumen juga menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun diangka 6,6 persen. Dengan inflasi ditarget pada kisaran 3 hingga 5 persen. Selain target mengurangi jumlah penduduk miskin, Pemkab Kebumen memprediksi tahun depan akan ada pengangguran terbuka sebesar 5,2 persen sampai 5,5 persen.
Ia menambahkan, belanja langsung pada RAPBD 2016 untuk menyelesaikan program dan kegiatan yang belum dapat diselesaikan tahun sebelumnya sesuai RPJM Daerah 2010-2015.
"Target dan prioritas pembangunan 2016 disesuaikan dengan tema pembangunan sebagai tahun transisi RPJM Daerah. Yaitu Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemantapan infrastruktur," pungkasnya.(ori)