SUKOHARJO - Puluhan warga RT 03 RW 02 Dusun Suronandan, Desa Madegondo, Kecamatan Grogol, Sukoharjo menuntut peternakan babi di daerah mereka dipindah. Tuntutan ini diwujudkan dengan menggelar aksi ke lokasi peternakan dengan membawa poster berisi aspirasi mereka.
Menurut sejumlah peserta aksi, selama ini warga merasa terganggu dengan bau kotoran babi yang sangat menyengat. Bau tersebut membuat lingkungan menjadi tidak nyaman. “Kami merasa tidak betah karena baunya (kotoran babi) sangat menyengat,” papar Sukiyem, 53, warga Dusun Suronandan yang ikut aksi kemarin.
Koordinator aksi, Wijayanto didampingi Ketua RT 03 RW 02 Tukidi mengatakan, warga memberanikan diri menyampaikan aspirasi mereka. Sebab, sebelumnya warga telah mengeluhkan bau ini kepada pemilik peternakan tersebut, namun belum mendapatkan respons. Sebanyak 54 kepala keluar (KK) yang tinggal di RT 03 terdampak bau tidak sedap tersebut. Sementara itu, bau kotoran babi tercium sampai puluhan meter. “Bahkan makam desa diduga diserobot untuk kandang babi. Tadinya luas makam mencapai 350 meter persegi, tapi kini tinggal 200 meter persegi saja,” kata dia.
Karena itu, warga mengancam akan menggunakan cara menutup paksa kandang babi tersebut bila tidak ada respon positif dari pemilik peternakan. Bahkan warga akan mendatangi DPRD dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sukoharjo untuk menyampaikan keluhan mereka. Warga memberi waktu satu pekan untuk memikirkan soal kandang babi yang mencapai ratusan ekor tersebut. “Kami sepakat menuntut peternakan ratusan babi dipindah,” tegasya.
Salah satu penanggung jawab yang diberikan tugas mengelola peternakan, Bambang Yunianto mengaku sudah menyampaikan ke pemilik peternakan Wangwang terkait aksi demo warga tersebut. Dia mengatakan, jika di dalam kandang ada ratusan ekor babi. Dia mengklaim selama ini untuk kebersihan kandang sudah dirawat dengan baik. “Kalau soal makam diserobot untuk kadang babi, kami tidak tahu. Kami sudah sampaikan kepada pemilik soal keluhan warga. Tapi posisi pemilik masih di Jakarta,” katanya singkat.
Kapolsek Grogol, AKP Sarwoko menambahkan, pihaknya bakal memperketat penjagaan kandang babi tersebut setelah ada demo dari warga. Dia berharap warga tidak melakukan penutupan paksa, sebelum ada keputusan antara kedua belah pihak.
“Silakan menyampaikan aspirasi, tapi jangan sampai merusak. Kami memantau ketat kawasan peternakan sampai masalah keluhan kelar,” jelas dia. (yan/bun)
Menurut sejumlah peserta aksi, selama ini warga merasa terganggu dengan bau kotoran babi yang sangat menyengat. Bau tersebut membuat lingkungan menjadi tidak nyaman. “Kami merasa tidak betah karena baunya (kotoran babi) sangat menyengat,” papar Sukiyem, 53, warga Dusun Suronandan yang ikut aksi kemarin.
Koordinator aksi, Wijayanto didampingi Ketua RT 03 RW 02 Tukidi mengatakan, warga memberanikan diri menyampaikan aspirasi mereka. Sebab, sebelumnya warga telah mengeluhkan bau ini kepada pemilik peternakan tersebut, namun belum mendapatkan respons. Sebanyak 54 kepala keluar (KK) yang tinggal di RT 03 terdampak bau tidak sedap tersebut. Sementara itu, bau kotoran babi tercium sampai puluhan meter. “Bahkan makam desa diduga diserobot untuk kandang babi. Tadinya luas makam mencapai 350 meter persegi, tapi kini tinggal 200 meter persegi saja,” kata dia.
Karena itu, warga mengancam akan menggunakan cara menutup paksa kandang babi tersebut bila tidak ada respon positif dari pemilik peternakan. Bahkan warga akan mendatangi DPRD dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sukoharjo untuk menyampaikan keluhan mereka. Warga memberi waktu satu pekan untuk memikirkan soal kandang babi yang mencapai ratusan ekor tersebut. “Kami sepakat menuntut peternakan ratusan babi dipindah,” tegasya.
Salah satu penanggung jawab yang diberikan tugas mengelola peternakan, Bambang Yunianto mengaku sudah menyampaikan ke pemilik peternakan Wangwang terkait aksi demo warga tersebut. Dia mengatakan, jika di dalam kandang ada ratusan ekor babi. Dia mengklaim selama ini untuk kebersihan kandang sudah dirawat dengan baik. “Kalau soal makam diserobot untuk kadang babi, kami tidak tahu. Kami sudah sampaikan kepada pemilik soal keluhan warga. Tapi posisi pemilik masih di Jakarta,” katanya singkat.
Kapolsek Grogol, AKP Sarwoko menambahkan, pihaknya bakal memperketat penjagaan kandang babi tersebut setelah ada demo dari warga. Dia berharap warga tidak melakukan penutupan paksa, sebelum ada keputusan antara kedua belah pihak.
“Silakan menyampaikan aspirasi, tapi jangan sampai merusak. Kami memantau ketat kawasan peternakan sampai masalah keluhan kelar,” jelas dia. (yan/bun)