KARANGANYAR – Peringatan bagi siapa saja agar tak menyepelekan soal keamanan. Apalagi bagi kalangan perbankan. Bayangkan saja, hanya berbekal pisau belati, seorang bandit bisa menguras uang senilai Rp 95 juta di kantor PD BPR Bank Daerah Karanganyar kantor kas Tasikmadu jalan Karanganyar-Tasikmadu, Desa Nglano, Kecamatan Tasikmadu Rabu pagi (16/12/2015).
Perampokan terjadi sekitar pukul 08.30. Pagi itu, di dalam kantor hanya ada petugas teller Sutarmi, 54. Sedangkan dua petugas bank lainnya sedang melakukan penagihan ke nasabah di Pasar Nglano, Tasikmadu tak jauh dari lokasi kejadian.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Solo, bank tersebut baru saja menerima uang dari PD BPR Bank Daerah Karanganyar Pusat. Karena setiap hari, uang hasil transaksi dikirim ke kantor pusat dan dikirim kembali ke kantor cabang untuk melayani nasabah.
Uang puluhan juta itu dimasukkan dalam tas dan disimpan di salah satu meja kantor bank setempat. Tak lama, seseorang dengan mengenakan helm full face masuk ke dalam kantor. Orang itu buru-buru menghunuskan pisau belati mengancam Sutarmi.
Peristiwa yang mungkin hanya dilihatnya di film-film, kini dialami sendiri oleh Sutarmi. Perempuan paro baya itu pun ketakutan setengah mati dan dengan mudah digiring lalu disekap di dalam kamar mandi kantor bank.
Rampung melumpuhkan Sutarmi, pelaku leluasa menggondol tas berisi uang tunai Rp 95 juta dan kabur bersama kawanan lainnya yang bersiaga di luar kantor bank menggunakan sepeda motor.
Kapolres Karanganyar AKBP Mahedi Surindra menjelaskan, saat kejadian, bank dalam kondisi sepi. “Pelaku mengancam dan menggiring korban (Sutarmi) ke kamar mandi. Korban juga sempat didorong hingga terjatuh. Setelah itu pelaku mengambil tas di bawah meja berisi uang Rp 95 juta,” jelas Kapolres.
Menurut Mahedi, sebelum beraksi, pelaku diduga kuat sudah mengawasi kantor bank targetnya. Setelah memastikan kondisi “aman”, mereka cepat bergerak.
”Sebelum kejadian, sempat ada seorang nasabah yang menabung. Uang tabunganya ditaruh di meja, tapi tidak ikut dibawa. Pelaku hanya mengambil uang di dalam tas yang baru saja dikirim dari kantor pusat,” imbuh Mahedi didampingi Kapolsek Tasikmadu AKP Sodikun.
Untuk menangkap pelaku, polisi telah memeriksa lima orang saksi. Yakni Sutarmi, dan karyawan lain yang melakukan penagihan di luar bank, serta seorang nasabah.
Namun penyelidikan cukup disulitkan dengan tidak adanya closed circuit television (CCTV) di kantor bank bersangkutan. ”Kita sampaikan imbauan kepada kantor-kantor bank untuk dilengkapi CCTV. Itu sangat membantu dan mencegah tindak kejahatan,” tegas Mahedi.
Sementara itu, salah seorang saksi mata Sri Sumarmi menambahkan, pelaku melarikan diri ke arah barat mengendarai sepeda motor jenis bebek warna merah.
”Saya dengar ada teriak-teriak minta tolong dari pegawai bank. Saat saya keluar, pelaku lari ke arah barat,” terang Sri. (adi/wa)
Perampokan terjadi sekitar pukul 08.30. Pagi itu, di dalam kantor hanya ada petugas teller Sutarmi, 54. Sedangkan dua petugas bank lainnya sedang melakukan penagihan ke nasabah di Pasar Nglano, Tasikmadu tak jauh dari lokasi kejadian.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Solo, bank tersebut baru saja menerima uang dari PD BPR Bank Daerah Karanganyar Pusat. Karena setiap hari, uang hasil transaksi dikirim ke kantor pusat dan dikirim kembali ke kantor cabang untuk melayani nasabah.
Uang puluhan juta itu dimasukkan dalam tas dan disimpan di salah satu meja kantor bank setempat. Tak lama, seseorang dengan mengenakan helm full face masuk ke dalam kantor. Orang itu buru-buru menghunuskan pisau belati mengancam Sutarmi.
Peristiwa yang mungkin hanya dilihatnya di film-film, kini dialami sendiri oleh Sutarmi. Perempuan paro baya itu pun ketakutan setengah mati dan dengan mudah digiring lalu disekap di dalam kamar mandi kantor bank.
Rampung melumpuhkan Sutarmi, pelaku leluasa menggondol tas berisi uang tunai Rp 95 juta dan kabur bersama kawanan lainnya yang bersiaga di luar kantor bank menggunakan sepeda motor.
Kapolres Karanganyar AKBP Mahedi Surindra menjelaskan, saat kejadian, bank dalam kondisi sepi. “Pelaku mengancam dan menggiring korban (Sutarmi) ke kamar mandi. Korban juga sempat didorong hingga terjatuh. Setelah itu pelaku mengambil tas di bawah meja berisi uang Rp 95 juta,” jelas Kapolres.
Menurut Mahedi, sebelum beraksi, pelaku diduga kuat sudah mengawasi kantor bank targetnya. Setelah memastikan kondisi “aman”, mereka cepat bergerak.
”Sebelum kejadian, sempat ada seorang nasabah yang menabung. Uang tabunganya ditaruh di meja, tapi tidak ikut dibawa. Pelaku hanya mengambil uang di dalam tas yang baru saja dikirim dari kantor pusat,” imbuh Mahedi didampingi Kapolsek Tasikmadu AKP Sodikun.
Untuk menangkap pelaku, polisi telah memeriksa lima orang saksi. Yakni Sutarmi, dan karyawan lain yang melakukan penagihan di luar bank, serta seorang nasabah.
Namun penyelidikan cukup disulitkan dengan tidak adanya closed circuit television (CCTV) di kantor bank bersangkutan. ”Kita sampaikan imbauan kepada kantor-kantor bank untuk dilengkapi CCTV. Itu sangat membantu dan mencegah tindak kejahatan,” tegas Mahedi.
Sementara itu, salah seorang saksi mata Sri Sumarmi menambahkan, pelaku melarikan diri ke arah barat mengendarai sepeda motor jenis bebek warna merah.
”Saya dengar ada teriak-teriak minta tolong dari pegawai bank. Saat saya keluar, pelaku lari ke arah barat,” terang Sri. (adi/wa)