IMAM/ESKPRES |
Suasana duka masih menyelimuti sebuah rumah di RT 1 RW 4 Desa Sidogede Kecamatan Prembun, Senin (21/12/2015). Di halaman rumah yang tak begitu besar itu, masih terdapat karangan bunga duka cita. Selain itu, tarub juga terlihat masih belum dibongkar. Ya, itulah rumah Arif Rahman, satu dari dua siswa SMA Negeri 1 Prembun yang tewas tenggelam di Curug Desa Kaliurip Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo, Sabtu (19/12) lalu.
-------------------------
LAPORAN IMAM & AGUNG
-------------------------
DI tengah dukanya yang mendalam, Siti Zulfiyah (48), tuan rumah, berusaha tegar menerima para tamu yang datang untuk mengucapkan bela sungkawa. Namun saat menuturkan soal Arif Rahman tak urung berlinang air mata Siti.
Hari Sabtu kemarin menurutnya, seharusnya menjadi hari yang indah bagi almarhum anaknya. Sebab, saat itu Arif bertemu kembali dengan teman lamanya, Sulih Firmansyah yang diketahui sudah pindah ke Kalimatan.
Arif dan Sulih sudah berteman sejak SMP saat sama-sama bersekolah di SMP Negeri 1 Prembun. Selepas SMP, keduanya menempuh pendidikan yang sama di SMAN 1 di Kecamatan yang sama. Namun, kedua sahabat karib tersebut berpisah setelah Sulih beserta keluarganya pindah ke Kalimantan. "Jadi setelah lama pindah ke Kalimantan, Sulih pulang ke Kebumen. Karena lama tak bertemu mereka janjian bersama teman-temannya yang lain rekreasi ke Purworejo," tutur Siti.
Siti awalnya berat hati melepas kepergian Arif. Maklum, Arif yang saat ini duduk di kelas XII sebentar lagi menempuh Ujian Nasional (UN). Jadi, Siti lebih menyarankan anaknya itu belajar daripada bermain. Mengetahui ibunya "agak keberatan" Arif lantas merajuk kepada ibunya. “Please Bu, ijinkan saya main. Ini yang terakhir, besok lagi Arif tidak akan main,” ujar Siti menirukan perkataan anaknya itu sebelum pergi ke Purworejo.
Siapa menyangka, itulah kata terakhir Arif kepada ibunya. Perjalanannya ke Purworejo untuk reuni dengan teman karibnya benar-benar menjadi bermainnya yang terakhir. Arif ditemukan meninggal dalam air terjun setinggi 7 meter Kaliurip Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo, Sabtu (19/12). Menurut informasi, sebelumnya, Arif berupaya menolong Sulih yang terlebih dahulu tenggelam.
Meski telah telah mengikhlaskan kepergian anaknya, Siti berharap tidak ada lagi korban di tempat tersebut. Dia berharap, pihak pengelola memberikan pengamanan dan beberapa peringatan yang memadai kepada pengunjung. “Kalau memang tempat itu tidak layak untuk rekreasi sebaiknya ditutup saja, saya tidak ingin ada yang bernasib sama seperti anak saya,” katanya dengan mengusap air mata menggunakan tisu.
Ungkapan bela sungkawa dan kehilangan juga diungkapkan Kepala sekolah SMA Negeri 1 Prembun Dra Badingah. "Arif dikenal sebagai anak yang baik dan berprestasi. Nilai rapor Arif rata-rata A," ujarnya soal salah satu anak didiknya tersebut.
Terpisah, Kepala Dinas Koperasi Perdagangan Perindustrian dan Pariwisata (Diskoperingagpar) Kabupaten Purworejo Suhartini melalui Kabid Pariwiata Lilos Anggorowati, Senin (21/12) mengatakan, wisata Curug (air terjun) di Desa Kaliurip belum dikelola Pemkab. Jadi, saat ini masih dikelola pihak desa.
Diapun menyesalkan kejadian yang menimpa dua pengunjung yang tenggelam pada Sabtu lalu. Agar peristiwa itu tak terulang, Lilos menyarankan ada penempatan petugas khusus untuk memberikan arahan kepada pengunjung. "Dengan adanya pemahaman yang tepat kepada pengunjung, mereka akan merasa nyaman dan tidak melanggar aturan yang ada. Sehingga aspek keselamatan pengunjung tetap terjaga," tambahnya.
Seperti diberitakan, Arif ditemukan tewas akibat tenggelam di curug atau air terjun Desa Kaliurip, Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo, Sabtu akhir pekan lalu. Saat ditemukan, korban ditemukan bersama rekannya, Sulih Firmansyah (18) serta sejumlah teman lain. Saat sedang menikmati keindahan air terjun, Sulih Firmansyah tenggelam. Arif Rahman berniat menolong, tetapi naas Arif justru ikut terseret arus dan tenggelam. Keduanya berhasil ditemukan warga sekitar dalam kondisi tidak bernyawa dan berpelukan. (mam/baj)