Jadikan Klaten sebagai Tuan Rumah Kejurnas, Roadshow ke Daerah
Olahraga korfball atau yang dikenal dengan bola keranjang memang belum populer di kalangan masyarakat Indonesia. Pasalnya, olahraga yang sudah lama mati suri ini, baru terdengar gaungnya kembali pada 2011. Salah satu orang yang ingin menghidupkan kembali olahraga ini Dwi Purwanto. Apa saja yang sudah dilakukan?
--------------------------
ANGGA PURENDA, Klaten
---------------------------
PAGI itu pria bertubuh kurus dan berpostur tinggi smenjadi orang yang paling sibuk dalam menyiapkan gelaran Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Korfball Senior ke IV dan Junior Ke-I. Klaten menjadi tempat tinggalnya dipercaya sebagai tuan rumah kejuaraan nasional tersebut. Dirinya ingin memastikan seluruh gelaran yang dihelat di Gor Gelarsena dapat berjalan dengan baik.
Suasana Gor Gelarsena sudah dipenuhi perwakilan dari 8 provinsi yang mengirimkan atletnya dalam Kejurnas. Ada yang berasal dari DIY, DKI Jakarta, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Jawa Barat. Di beberapa sudut juga tampak para suporter dari para kontingen memberikan semangat kepada tim kesayangan mereka.
Hingga akhirnya Dwi Purwanto, yang menjadi Ketua Persatuan Korfball Seluruh Indonesia (PKSI) Jawa Tengah ini didaulat untuk melaporkan kejuaraan tersebut dihadapan perwakilan Kementerian Pemuda dan Olahrag (Kemenpora) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat.
“Saat tim dari Klaten menjadi satu-satu perwakilan dari Jawa Tengah yang mengikuti Kejurnas ini. Ada sebagian atlet kami juga mewakili Tim Nasional untuk terjun ke kejuaraan di luar negeri. Kerjunas ini menjadi momentum bagi kami untuk mendulang prestasi di kampung halaman,” ucapnya dengan begitu sumringah.
Dwi merasa masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan pada beberapa tahun kedepan. Di antaranya terus menggelar sosialisasi olahraga bola keranjang kepada masyarakat Indonesia. Sampai saat ini baru terbentuk 13 pengurus provinsi Persatuan Korfball Seluruh Indonesia (PKSI) di seluruh Indonesia.
Dwi sebagai Ketua PKSI Jawa Tengah berencana mengenalkan olahraga ini dengan menggelar roadshow ke daerah di Solo Raya setelah kejurnas. Harapannya, masyarakat dapat mengenal dan mulai terbiasa untuk olahraga yang hampir mirip dengan bola basket ini.
“Saya secara teknis tidak begitu mengetahui permainan bola keranjang ini seperti apa. Tapi karena niat saya ingin mempopulerkan kembali olahraga ini maka siap ditunjuk sebagai Ketua PKSI Jawa Tengah,” tambah mantan Camat Gantiwarno ini.
Dirinya berharap perjuangannya di PKSI untuk mempopulerkan olahraga bola keranjang mendapat respon positif dari masyarakat. Ke depan PP PKSI akan menggandeng berbagai universitas yang memiliki jurusan olahraga untuk ikut memasyarakat korfball.(*/boy rohmanto)
Olahraga korfball atau yang dikenal dengan bola keranjang memang belum populer di kalangan masyarakat Indonesia. Pasalnya, olahraga yang sudah lama mati suri ini, baru terdengar gaungnya kembali pada 2011. Salah satu orang yang ingin menghidupkan kembali olahraga ini Dwi Purwanto. Apa saja yang sudah dilakukan?
--------------------------
ANGGA PURENDA, Klaten
---------------------------
PAGI itu pria bertubuh kurus dan berpostur tinggi smenjadi orang yang paling sibuk dalam menyiapkan gelaran Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Korfball Senior ke IV dan Junior Ke-I. Klaten menjadi tempat tinggalnya dipercaya sebagai tuan rumah kejuaraan nasional tersebut. Dirinya ingin memastikan seluruh gelaran yang dihelat di Gor Gelarsena dapat berjalan dengan baik.
Suasana Gor Gelarsena sudah dipenuhi perwakilan dari 8 provinsi yang mengirimkan atletnya dalam Kejurnas. Ada yang berasal dari DIY, DKI Jakarta, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Jawa Barat. Di beberapa sudut juga tampak para suporter dari para kontingen memberikan semangat kepada tim kesayangan mereka.
Hingga akhirnya Dwi Purwanto, yang menjadi Ketua Persatuan Korfball Seluruh Indonesia (PKSI) Jawa Tengah ini didaulat untuk melaporkan kejuaraan tersebut dihadapan perwakilan Kementerian Pemuda dan Olahrag (Kemenpora) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat.
“Saat tim dari Klaten menjadi satu-satu perwakilan dari Jawa Tengah yang mengikuti Kejurnas ini. Ada sebagian atlet kami juga mewakili Tim Nasional untuk terjun ke kejuaraan di luar negeri. Kerjunas ini menjadi momentum bagi kami untuk mendulang prestasi di kampung halaman,” ucapnya dengan begitu sumringah.
Dwi merasa masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan pada beberapa tahun kedepan. Di antaranya terus menggelar sosialisasi olahraga bola keranjang kepada masyarakat Indonesia. Sampai saat ini baru terbentuk 13 pengurus provinsi Persatuan Korfball Seluruh Indonesia (PKSI) di seluruh Indonesia.
Dwi sebagai Ketua PKSI Jawa Tengah berencana mengenalkan olahraga ini dengan menggelar roadshow ke daerah di Solo Raya setelah kejurnas. Harapannya, masyarakat dapat mengenal dan mulai terbiasa untuk olahraga yang hampir mirip dengan bola basket ini.
“Saya secara teknis tidak begitu mengetahui permainan bola keranjang ini seperti apa. Tapi karena niat saya ingin mempopulerkan kembali olahraga ini maka siap ditunjuk sebagai Ketua PKSI Jawa Tengah,” tambah mantan Camat Gantiwarno ini.
Dirinya berharap perjuangannya di PKSI untuk mempopulerkan olahraga bola keranjang mendapat respon positif dari masyarakat. Ke depan PP PKSI akan menggandeng berbagai universitas yang memiliki jurusan olahraga untuk ikut memasyarakat korfball.(*/boy rohmanto)