• Berita Terkini

    Senin, 14 Desember 2015

    Fisika Kontekstual SDA Perlu Dikenalkan Sejak Dini

    AGUNG/EKSPRES
    PURWOREJO- Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tidak lama lagi, diperlukan inovasi pendidikan dalam pembelajaran Fisika. Inovasi tersebut tetap dalam kerangka pembelajaran profetik, yakni pembelajaran dengan terintegerasi nilai-nilai keilmuan, keislaman, kemanusiaan, dan kebangsaan. Sementara tren pembelajaran yang diterapkan harus kontekstual berbasis Sumber Daya Alam (SDA).

    Hal itu diungkapkan oleh Dr Ariswan MSi DEA, Pakar Fisika Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), saat menjadi pemakalah utama dalam Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains 5 yang digelar Program Studi (Prodi) Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) di Ruang Seminar UMP, Sabtu (12/12). Seminar berlangsung sehari diikuti sekitar 90 peserta dan 84 pemakalah pendamping dari berbagai institusi se-Indonesia.

    Dalam paparannya, Ariswan menjelaskan, pasar bebas ASEAN dengan berbagai kebutuhan kehidupan tanpa batas-batas wilayah negara sudah terjadi. Pembelajaran Fisika wajib memiliki andil besar agar masyarakat Indonesia semakin makmur, sejahtera, dan terus menerus memberikan peran pada tanah airnya.

    “Pembelajaran Fisika harus mampu menghasilkan anak-anak bangsa yang profesional, mampu mengolah SDA sebesar-besarnya untuk kemakmuran Indonesia, melakukan alih teknologi modern, dan tetap cinta pada NKRI,” ungkapnya.

    Menurutnya, pembelajaran Fisika kontekstual berbasis SDA perlu dikenalkan sejak dini agar minat belajar Fisika terjadi pada setiap anak bangsa sesuai dengan tingkat kebutuhan Sains dan teknologi pada tingkat pendidikannya.

    “Agar pendidikan menjadi bermakna, setiap guru wajib berusaha untuk melakukan pembelajaran dalam rangka pendidikan profetik,” tandasnya.

    Ketua Pantia, Drs H Ashari MSc, menjelaskan, Seminar Nasional merupakan kegiatan tahunan Prodi Pendidikan Fisika UMP yang telah diselenggarakan sebanyak lima kali. Selain  Ariswan, seminar bertajuk “Isu dan Tren Pembelajaran Fisika dalam Menghadapi MEA 2016” kali ini juga diisi oleh satu pemakalah utama lainnya, yakni Dr Sriyono MPd, Pakar Penilaian Pembelajaran Prodi Pendidikan Fisika UMP.

    Sementara itu, Rektor UMP, Drs H Supriyono MPd, dalam sambutannya mengungkapkan, MEA merupakan pola pengintegrasian sistem ekonomi dan perdagangan yang berimbas pada sistem ekonomi, pendidikan, dan segala lini kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini tentu saja memerlukan pengetahuan dan pengalaman dalam pelaksanaannya, terutama dalam bidang pendidikan dan pembelajaran sains.(baj)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top