IMAM/EKSPRES |
Jika memang gula semut aman bagi penderita diabetes maka hal ini merupakan kabar gembira bagi penderita diabetes. Pasalnya kini para penderita diabetas dapat mengkonsumsi manisnya rasa gula.
Salah satu pengrajin gula semut Maidan warga RT 3 RW 1 Desa Karanggadung Kecamatan Petanahan mengatakan, pembuatan gula semut memang dilakukan dengan cara alami dan tanpa menggunakan pengawet kimia. Pengawet yang digunakan menggunakan kulit manggis dan kapur sirih.
Dijelaskannya, nira yang akan digunakan untuk membuat gula semut harus benar-benar nira yang baru. Nira harus dimasak dengan segara, sesaat setelah diturunkan dari pohon kelapa. Pasalnnya jika lebih dari satu jam, maka akan terjadi fermantasi yang membuat nira tersebut terasa masam. “Makannya banyak pengrajin gula menggunakan bahan pengawet, hal ini untuk menjaga agar tidak terjadi fermentasi,” tuturnya kepada kebumenekspres.com, Selasa (29/12/2015).
Lebih lanjut Maidan mengatakan, dalam proses pembuatan gula semut, pengawet yang digunakan murni menggunakan bahan alami, yaitu dengan memanfaatkan air hasil rendaman kulit manggis dan kapur sirih. Untuk setiap bumbung tempat nira, dibutuhkan satu sendok makan air rendaman tersebut. “Menurut penelitian antioksidan yang terdapat dalam kulit Manggis memiliki kadar yang tinggi dan baik dan bermanfaat bagi tubuh manusia. Hal ini seperti anti-peradangan, anti-diabetes, anti-kanker, dan mampu meningkatkan kekebalan tubuh,” jelasnya.
Menurutnya, gula semut, dapat dikonsumsi sebagaimana umumnya gula pasir. Gula ini dapat digunakan untuk memasak atau digunakan untuk pemanis minuman kopi dan teh. Bahkan gula semut juga dinikmati dengan cara disedu dan diberi sedikit air jeruk. “ Rasa gula semut lebih nikmat dari gula jagung,” paparnya.
Maidan menambahkan, sejak dua tahun ini dia selalu memproduksi gula semut. Gula semut dipasarkan ke berbagai daerah, mulai Yogyakarta, Lampung, Jawa Timur, Semarang dan Jakarta. “Harganya hanya Rp 20 ribu perkilogram,” ucapnya. (mam)