SRAGEN – Hasil uji kompetensi guru (UKG) 2012, peringkat guru di Kabupaten Sragen menempati terendah dari 10 kabupaten. Selain itu, hasil UKG guru di Sragen juga mengalami penurunan cukup tajam setelah mereka berusia 41-45 tahun. Hal ini mengemuka saat acara ”Workshop Strategic Planning" untuk pengembangan keprofesian guru yang digelar USAID Prioritas dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Sragen, di aula kantor setempat kemarin (22/12).
Hari Riyadi, Specialist Government and Management dari USAID Prioritas mengatakan, workshop sehari ini diikuti perwakilan guru SD, SMP, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Disdik, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Kementerian Agama (Kemenag).
Data yang ada, hasil UKG pedagogik dan profesional guru kelas SD di Kabupaten Sragen berada di peringkat 10. Yakni dengan nilai 43,12, sementara nilai rata-rata untuk Provinsi Jateng 46. Hasil UKG pedagogik guru kelas SD dan UKG Profesional Guru Kelas SD juga menempati peringkat paling bawah dan di bawah nilai rata-rata Provinsi Jateng.
Menurut dia, kalau guru mengikuti pelatihan tidak semata-mata mengejar sertifikat saja, tapi juga dibarengi dengan peningkatan kemampuan. Menurutnya, yang penting agar setiap guru bisa mengikuti pelatihan setiap tahun dan USAID Prioritas mendorong hal ini. Pasalnya, bila mengandalkan dana dari APBD saja jelas tidak mungkin karena jumlahnya sangat kecil.
Bahkan kadang-kadang seorang guru untuk bisa mengikuti sebuah pelatihan harus menunggu berpuluh-puluh tahun bila mengandalkan dana dari APBD. Dengan adanya pelatihan yang dilakukan USAID Prioritas, diharapkan kompetensi guru di Sragen mengalami peningkatan.
Sementara itu, Kepala Seksi SMP Dispendik Sragen Sudarto mengatakan, pihaknya juga berusaha meningkatkan kualitas guru sertifikasi agar selalu mengikuti perkembangan teknologi. Untuk tahun ini diakui tidak ada anggaran pelatihan guru SMP. Sedang 2016 yang direncanakan hanya ToT atau training of trainer untuk menciptakan fasilitator daerah (fasda) tingkat daerah. (in/un)
Hari Riyadi, Specialist Government and Management dari USAID Prioritas mengatakan, workshop sehari ini diikuti perwakilan guru SD, SMP, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Disdik, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Kementerian Agama (Kemenag).
Data yang ada, hasil UKG pedagogik dan profesional guru kelas SD di Kabupaten Sragen berada di peringkat 10. Yakni dengan nilai 43,12, sementara nilai rata-rata untuk Provinsi Jateng 46. Hasil UKG pedagogik guru kelas SD dan UKG Profesional Guru Kelas SD juga menempati peringkat paling bawah dan di bawah nilai rata-rata Provinsi Jateng.
Menurut dia, kalau guru mengikuti pelatihan tidak semata-mata mengejar sertifikat saja, tapi juga dibarengi dengan peningkatan kemampuan. Menurutnya, yang penting agar setiap guru bisa mengikuti pelatihan setiap tahun dan USAID Prioritas mendorong hal ini. Pasalnya, bila mengandalkan dana dari APBD saja jelas tidak mungkin karena jumlahnya sangat kecil.
Bahkan kadang-kadang seorang guru untuk bisa mengikuti sebuah pelatihan harus menunggu berpuluh-puluh tahun bila mengandalkan dana dari APBD. Dengan adanya pelatihan yang dilakukan USAID Prioritas, diharapkan kompetensi guru di Sragen mengalami peningkatan.
Sementara itu, Kepala Seksi SMP Dispendik Sragen Sudarto mengatakan, pihaknya juga berusaha meningkatkan kualitas guru sertifikasi agar selalu mengikuti perkembangan teknologi. Untuk tahun ini diakui tidak ada anggaran pelatihan guru SMP. Sedang 2016 yang direncanakan hanya ToT atau training of trainer untuk menciptakan fasilitator daerah (fasda) tingkat daerah. (in/un)