SUDARNO AHMAD/EKSPRES |
Informasi yang berhasil dihimpun kebumenekspres.com, kejadian itu terjadi sekitar pukul 19.45 WIB. Saat itu, Mustawam bersama istri dan dua anaknya menonton televisi di ruang keluarga. Tiba-tiba, terdengar suara rekahan tanah dari tebing yang berada persis di sebelah rumah. Spontan dia berlari dan mengajak keluarganya keluar dari ruangan itu. Karena terkunci, Mustawam menendang pintu hingga jebol untuk dapat menyelamatkan diri dari terjangan longsoran tanah bercampur batu.
Namun, ternyata satu anaknya, Farikhah Ismawati (16), yang sedang belajar, tertinggal di dalam rumah. Farikhah, mengaku saat akan berlari keluar dari ruangan terdengar jelas suara rekahan tanah dan langsung menghantam dinding ruang tamu hingga roboh. "Saya lari, tapi baju saya tersangkut langsung jatuh," kata Farikhah, saat dirawat di Paviliun I Puskesmas Pejagoan, Selasa (15/12/2015).
Gadis yang masih duduk di kelas 10 MA PK Maarif 1 Kebumen itu dapat menyelamatkan diri dengan kondisi kaki kiri penuh luka karena terkena reruntuhan dinding.
Mustawam, mengaku tidak memiliki firasat apapun sebelum musibah bencana alam itu menerjang rumah sederhananya. Untuk sementara, dia bersama keluarga terpaksa mengungsi ke rumah tetangganya hingga rumahnya selesai dibangun kembali. "Semua keluarga bisa slamet, sudah syukur," tuturnya.
Mendapat laporan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen langsung terjun ke lokasi bencana. BPBD pun telah menyalurkan logistik untuk membantu korban. Sedangkan warga setempat bersama anggota TNI dari Koramil Pejagoan, dikerahkan untuk membersihkan longsoran. Karena saking tebalnya timbunan tanah bercampur batu, BPBD pun mengerahkan alat berat.
Menurut Kepala Desa Jemur, Warisno, bencana tanah longsor di tempat itu bukan yang pertama. Setidaknya sudah tiga kali terjadi, tetapi yang terparah baru kali ini. "Karena material longsoran sangat banyak, maka kami meminta BPBD mengirimkan eskavator," ucap Warisno. Melihat kondisi rumah yang tidak mungkin dapat ditinggali, maka pihaknya memutuskan untuk merobohkan seluruh bangunan rumah milik Mustawam. "Soalnya kalau tidak dirobohkan justru berbahaya bagi penghuninya. Jadi setelah ini bisa dibangun lagi," imbuhnya.
Warisno menyebut, di tempat tersebut memang rawan longsor karena kontur tanah yang labil. Setidaknya terdapat 35 KK di tempat itu terancam musibah serupa.
Tak hanya di Desa Jemur, musibah tanah longsor juga terjadi Desa Karangpoh, Kecamatan Pejagoan. Rumah milik Marsono dan Solihin, warga RT 10 RW 4 Karangpoh, serta jalan desa tertimbun longsor, namun tak separah di Desa Jemur.(ori)