Mendapatkan bantuan pengadaan bangunan lumbung padi ideal, Pemerintah Desa Karangtalun, Kecamatan Ngombol berupaya memaksimalkan keberadaannya dengan menggandeng masyarakat untuk terlibat di dalamnya.
Diluar pengadaan lumbung padi dari Badan Ketahanan Pangan Pemkab Purworejo Tahun 2014, Pemdes Karangtalun sebenarnya telah memiliki bangunan semi permanen. Hanya dalam perjalanannya tidak berjalan maksimal karena belum optimalnya kepengurusan.
"Belajar dari pengalaman yang sudah ada, dalam kepengurusan lumbung kita masukkan unsur perangkat dan masyarakat. Sehingga ada saling kontrol satu sama lain," ujar Kepala Desa Karangtalun Untung Setiyanto didampingi Sekdes Martana, kemarin.
Diungkapkan Untung, keberadaan lumbung sebenarnya amat membantu warga yang membutuhkan. "Mengandalkan hasil utama dari sawah. Masyarakat tidak bisa selalu mendapat panen yang baik. Jadi di saat musim paceklik, mereka bisa memanfaatkannya," tambahnya.
Selain keluar di musim paceklik, warga juga kerap menggunakannya di saat memiliki hajat. "Kita menerapkan pinjam gabah kembali gabah, sehingga bisa maksimal," imbuhnya.
Untuk menjalankan lumbung, lanjut Untung, pihaknya juga mendapat kucuran dana sebesar Rp 20 juta sebagai bantuan awal pengisian lumbung
yang selanjutnya digulirkan kepada warga dalam bentuk gabah.
"Saat ini sudah berjalan, kebetulan panen kemarin tidak maksimal dan sekarang gabahnya sedang ada di masyarakat," ungkap Untung.
Berdasarkan data desa, jumlah penduduk di Karangtalun mencapai 588 jiwa, 149 kepala keluarga dan tersebar di 3 rukun tetangga dan 1 rukun warga. Adapun luas wilayah mecapai 86,211 hektar dimana sawah mendominasi hingga 73,36 hektar, sedangkan lahan kering hanya 12,850
hektar.
"Kebetulan sawah aset desa cukup sedang yakni 29 hektar. Adapun potensi lain di luar padi adalah palawija. Kita juga sedang berupaya menggenjot hasil palawija di RT 3 dengan bantuan mesin pompa," kata Untung. (baj)
Diluar pengadaan lumbung padi dari Badan Ketahanan Pangan Pemkab Purworejo Tahun 2014, Pemdes Karangtalun sebenarnya telah memiliki bangunan semi permanen. Hanya dalam perjalanannya tidak berjalan maksimal karena belum optimalnya kepengurusan.
"Belajar dari pengalaman yang sudah ada, dalam kepengurusan lumbung kita masukkan unsur perangkat dan masyarakat. Sehingga ada saling kontrol satu sama lain," ujar Kepala Desa Karangtalun Untung Setiyanto didampingi Sekdes Martana, kemarin.
Diungkapkan Untung, keberadaan lumbung sebenarnya amat membantu warga yang membutuhkan. "Mengandalkan hasil utama dari sawah. Masyarakat tidak bisa selalu mendapat panen yang baik. Jadi di saat musim paceklik, mereka bisa memanfaatkannya," tambahnya.
Selain keluar di musim paceklik, warga juga kerap menggunakannya di saat memiliki hajat. "Kita menerapkan pinjam gabah kembali gabah, sehingga bisa maksimal," imbuhnya.
Untuk menjalankan lumbung, lanjut Untung, pihaknya juga mendapat kucuran dana sebesar Rp 20 juta sebagai bantuan awal pengisian lumbung
yang selanjutnya digulirkan kepada warga dalam bentuk gabah.
"Saat ini sudah berjalan, kebetulan panen kemarin tidak maksimal dan sekarang gabahnya sedang ada di masyarakat," ungkap Untung.
Berdasarkan data desa, jumlah penduduk di Karangtalun mencapai 588 jiwa, 149 kepala keluarga dan tersebar di 3 rukun tetangga dan 1 rukun warga. Adapun luas wilayah mecapai 86,211 hektar dimana sawah mendominasi hingga 73,36 hektar, sedangkan lahan kering hanya 12,850
hektar.
"Kebetulan sawah aset desa cukup sedang yakni 29 hektar. Adapun potensi lain di luar padi adalah palawija. Kita juga sedang berupaya menggenjot hasil palawija di RT 3 dengan bantuan mesin pompa," kata Untung. (baj)