IMAM/EKSPRES |
Berbagai pagelaran budaya mewarnai kegiatan yang digelar di Pantai Pranji Desa Entak Kecamatan setempat itu. Warga pun berbondong-bondong antusias menyaksikan ragam hiburan terdiri dari Calungan, Kuda Lumping dan Ketoprak tersebut. Suasana semakin semarak dengan panjat pinang yang menyediakan berbagai hadiah.
Kepala Desa Entak Kecamatan Ambal Sapari mengatakan, kegiatan Gebyag Cah Angon tersebut merupakan kegiatan untuk nguri-uri Budaya Jawa. Kegiatan juga merupakan perwujudan doa keselamatan kepada sang pencipta. Diharapkan masyarakat akan selamat baik di dunia maupun diakherat. “Niki ritual kangem njekuk kalih sing moho kuaso mugi tansah pinaringan slamet, wiwit dunyo tuwin akherat,” tuturnya menggunakan Bahasa Jawa.
Dijelaskannya, mayoritas masyarakat Desa Entak berprofesi sebagai petani dan pedagang. Petani sangat erak kaitannya dengan alam. Petani menggantungkan hidupnya kepada alam. Dengan Gebyag Cah Angon tersebut, diharapkan alam akan selalu memberikan yang terbaik kepada masyarakat. “Para among tani mugi tansah pinaringan riski kang linuwih, para pedagang mugi tansah barokah. Pedagang sing nangegem akhlakul karimah,” paparnya.
Sejak jaman dahulu lanjutnya, anak-anak di Desa Entak sudah terbiasa menggembala ternak di Pesisir sejak mereka masih berumur 12 tahun. Penggembala dalam Bahasa Jawa disebut dengan istilah “bocah angon”. Biasanya bocah angon tersebut akan membawa bekal makan saat mereka menggembalakan ternaknya. “Bermula dari itu maka setiap tahun anak-anak gembala membawa makanan dari rumah untuk dimakan bersama pada peringatan Maulid Nabi,” terangnya.
Ketua Panitia Penyelenggara Karsiman (55) mengatakan, beberapa kegiatan yang dilaksanakan para perayaan Gebyag Cah Angon tersebut diantaranya panjat pinang, Calung dan Ketoprak. Untuk Calung pihaknya mengundang paguyuban seni calung dan campur sari Mustika budaya dari Desa Kejawang Kecamatan Sruweng.”Kegiatan ini dimulai pada pukul 13.00 WIB. Acara dilaksanakan semalam suntuk,” ucapnya. (mam)