ISTIMEWA/EKSPRES |
Sebanyak empat Petugas Kelompok Petugas Pemungutan Suara (KPPS) itu mengenakan kostum punokawan, mulai dari tokoh Semar, Bawor, Petruk dan Gareng. Tentu saja cara unik ini ampuh menarik warga sekitar untuk mencoblos di tempat pemungutan suara tersebut.
Selain memakai kostum punokawan, TPS yang dibangun di pasar desa setempat itu juga menyuguhkan tembang-tembang jawa. Dan di pintu masuk TPS yang menggunakan tenda itu, dihiasi janur kuning. Sehingga euforia adat Jawa sangat kental di TPS ini.
Ketua KPPS TPS 3 desa setempat, Julifan, mengatakan pemakaian kostum wayang ini dimaksudkan untuk menarik warga sekitar agar menggunakan hak suaranya untuk memilih tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati itu, sehingga dapat mengurangi angka golput. Selain itu, kostum wayang juga dapat melestarikan budaya Jawa.
"Dengan adanya kostum seperti ini sangat efektif guna menarik perhatian calon pemilih," kata Julifan, kepada kebumenekspres.com, Rabu (9/12).
Menurut Julifan, terobosan baru itu cukup efektif untuk mengundang warga agar menggunakan hak pilihnya. Itu terbukti baru pukul 09.00 WIB, jumlah warga yang sudah menggunakan hak pilihnya sudah mencapai 40 persen lebih dari daftar pemilih tetap (DPT). "Harapannya bisa mencapai 90-100 persen. Ini baru pertama kali, paling tidak berbeda dan unik," ujarnya.
Dalam TPS ini terdaftar pemilih tetap sebanyak 540 warga, dengan rincian 227 pemilihan perempuan dan 263 pemilih laki-laki. (ori)