sudarnoahmad/ekspres |
Dari 1.077.910 jumlah pemilih, hanya 700.014 orang berpartisipasi memilih calon pemimpin Kabupaten Kebumen untuk lima tahun ke depan. Atau hanya sekitar 64,94 persen. Ketua KPU Kabupaten Kebumen, Paulus Widyantoro, membenarkan partisipasi pemilih sangat rendah. Bahkan partisipasinya lebih rendah dibandingkan dengan Pilpres 2014 lalu, sebesar 67 persen. "Kita menyesalkan rendahnya partisipasi ini," kata Paulus Widyantoro, usai memimpin rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara Pilbup Kebumen, kemarin.
Paulus menyebut, penyebab rendahnya partisipasi pemilih diantaranya karena sebagian pemilih yang merantau di luar daerah tidak pulang. Sehingga mengurangi
jumlah pemilih. "Selain itu, juga faktor lain-lain yang tidak terdeteksi. Artinya masih ada yang dengan sengaja tidak mau (menggunakan hak pilihnya," ujar Paulus.
Paulus membantah rendahnya partisipasi karena minimnya sosialisasi yang dilakukan KPU. Tetapi masyarakat sendiri belum tergerak untuk menggunakan haknya.
Masih banyaknya warga yang enggan menggunakan hak pilihnya, kata Paulus, karena sistem Pemilu di Indonesia berbeda degan di luar negeri. Seperti di Australia, yang wajib setiap warganya menggunakan hak pilihnya. "Kalau di Indonesia tidak begitu, Indonesia masing menganut partisipasi. Sehingga banyak warga yang masih tidak mau berpartisipasi," jelasnya.
Partisipasi pemilihan ini, lanjut Paulus, menjadi pekerjaan rumah KPU untuk meningkatkan pada Pemilu-pemilu mendatang. Tidak hanya kita sebagai penyelenggara parpol juga berperan disitu. Parpol punya kewenangan pendidikan politik. "Kita perlu dorong untuk lebih aktif. Karena mereka kan punya dana bantuan untuk pendidikan politik masyarakat," tegasnya.
Hal juga senada dikatakan Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Jawa Tengah, Teguh Purnomo. Menurut Teguh, partisipasi pemilih sebenarnya bukan
ranah KPU maupun Bawaslu dan Panwas, sebagai penyelenggara Pilkada. Tapi justru partai politik maupun paslon yang juga punya kepentingan.
"Karena ternyata partisipasi rendah bukan semata-mata karena KPU. Tapi soal masyarakat, soal DPT yang masih jelek. Sehingga saya pikir ini ke depan harus diperbaharui," tandasnya.
Meski partisipasi pemilih rendah, namun masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan partisipasi Pilbup Kebumen 2010 putaran I yang hanya mencapai 63 persen. Sedangkan pada putaran I hanya 58 persen.(ori)