TRI WIDODO/RASO |
Untuk mengantisipasi gejolak yang dapat timbul menjelang coblosan, Boyolali dinyatakan status siaga 1. Status inijuga ditandai dengan dimulainya pergeseran pasukan pengamanan ke daerah-daerah sampai ke tingkat tempat pemungutan suara (TPS).
Kapolres Boyolali AKBP Budi Sartono mengatakan, status siaga 1 mulai berlaku sejak masa tenang, yakni Minggu (6/12) mulai pukul 00.00. Status tersebut tak berkaitan dengan gesekan dan dinamika politik yang muncul di wilayah Boyolali belakangan ini, melainkan sudah menjadi instruksi kapolda Jateng. ”Semua wilayah yang melaksanakan pilkada berstatus siaga satu. Status ini ditetapkan oleh Polri yang disampaikan Polda,” paparnya, saat apel siaga di halaman mapolres setempat kemarin (7/12).
Untuk pengamanan pilkada di Boyolali, Polres Boyolali dapat suntikan pasukan dalmas dari Polres Kudus satu peleton yang bakal tiba hari ini. Selain bantuan pasukan dari Polres Kudus, 100 anggota Brimob Polda Jateng juga akan membantu mengamankan pilkada Boyolali.
Seluruh kapolsek juga diminta tetap siaga selama masa tenang untuk mengantisipasi ada kampanye terselubung. Terlebih gesekan di tingkat masyarakat atau antarpendukung pasangan calon. Polres juga memperkuat pasukan di polsek terjauh seperti di Karanggede dan Selo. ”Seluruh polsek juga akan melihat panel data di mana pos kerja atau wilayah pengamanan selama masa tenang hingga pemungutan suara,” tandas Budi.
Sementara itu, dalam pertemuan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) kemarin, desk pilkada Pemkab Boyolali meminta kepada seluruh elemen FKDM di 19 kecamatan untuk turut membantu aparat keamanan. Imbauan ini untuk mengantisipasi gesekan yang muncul saat pemungutan suara.
”Dinamika sekecil apapun harus segera diantisipasi, apalagi Boyolali adalah wilayah rawan konflik tertinggi kedua setelah Sragen,” tandas Ketua Sentra Komunikasi (Senkom) Mitra Polri Boyolali Agus Ali Rosyidi. (wid/un)