SUDARNO AHMAD/EKSPRES |
Ada yang berbeda dengan perayaan natal kali ini, yaitu ada sentuhan budaya lokal terhadap perayaan lahirnya sang juru selamat tersebut. Kandang natal yang menggambarkan prosesi kelahiran Yesus dibuat dengan latar belakang rumah adat Batak. Keberadaan kandang natal yang termasuk baru itu pun menjadi magnet bagi umat untuk datang beribadah.
Sejurus kemudian, sebuah prolog menceritakan kelahiran Yesus diperdengarkan dengan diiringi lagu sesuai tema. Situasi menjadi tambah khidmat ketika maklumat dibacakan saat lampu dipadamkan dilanjutkan perarakan arca bayi Yesus. Perayaan misa malam Natal di Gereja St Yohanes Maria Vianney berlangsung aman dan damai.
Misa Malam Natal yang dimulai dari pukul 19.00 hingga pukul 21.30 WIB tersebut dipimpin oleh dua romo, yaitu Romo Yohanes Vidi Wahyudi dan Romo Kristophorus Warsito. Adapun tema perayaan Natal tahun 2015 di gereja yang terletak di timur SMA Negeri 1 Kebumen tersebut adalah "Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah".
Humas Perayaan Natal Gereja Katolik St Yohanes Maria Vianney, Paulus Widyantoro, menjelaskan pihak gereja sengaja menyuguhkan mendekor kandang natal dengan nuansa adat Batak. Hal itu dilakukan menyusul jemaat di gereja tersebut didominasi dari tiga suku, yakni Suku Batak, Tionghoa dan Jawa. "Ini sebagai inkulturasi budaya dalam reliji budaya lokal," kata Paulus Widyantoro, usai Misa Malam Natal.
Lebih jauh, pria yang juga Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kebumen itu, mengatakan Gereja Katolik St Yohanes Maria Vianney Kebumen tahun ini menggelar dua kali misa. Yaitu Misa Malam Natal dan Misa Natal. Misa Natal digelar tepat tanggal 25 Desember pukul 08.00 hingga 10.30 WIB.
"Untuk Misa Natal banyak melibatkan anak-anak. Berbeda dengan Misa Malam Natal, yang didominasi oleh jemaat dewasa," terang
Usai Misa Natal,
Ia menambahkan, usai melakukan peribadatan di gereja, rangkaian perayaan Natal bagi umat Katolik selanjutnya adalah berkunjung ke makam-makam leluhur dan ke sanak keluarga jemaat. (ori)