imam/ekspres |
“Mungkin dia sudah berusaha keras untuk melarikan diri namun gagal. Supyan sendiri selain sudah tua, menderita gejala stroke juga sedikit mengalami gangguan jiwa,” tutur perangkat Desa Kritig, Ngimin (60) diamini Muqorobin Al Muhtar warga lain.
Terpisah, Kasie Kedaruratan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kebumen, Arif Rahmadi membenarkan adanya kebakaran yang menimbulkan korban jiwa di Desa Kritig Kecamatan Petanahan.
Penyebab kebakaran yang meratakan rumah beserta penghuninya di Petanahan tersebut, diduga berasal dari tungku yang biasa digunakan Supyan untuk memasak. "Di rumah korban belum terpasang aliran listrik. Titik api berasal diduga dari dapur persisnya dari tungku yang dipergunakan untuk memasak," ujarnya.
Atas kejadian ini, Pemkab Kebumen telah memberikan santunan kepada ahli waris korban sebesar Rp 1 juta. "Kita tidak memberikan bantuan logistik karena korban tinggal rumah sendiri sehingga rumah yang rusak terbakar tak lagi dibangun," ujarnya.
Seperti diberitakan, Supyan tewas menyusul kebakaran hebat yang menimpa rumahnya, Jumat (4/12) siang kemarin. Diduga, korban yang diketahui mengalami gejala stroke pun tidak sempat menyelamatkan diri dan hangus terpanggang. Kebakaran itu terjadi terjadi pada pukul 12.00 WIB namun baru diketahui warga satu jam kemudian.
Sehari-hari, Supyan tinggal sendirian. Anak tunggalnya Suryati (35) sudah tinggal bersama suaminya di Desa Sitireja Kecamatan Klirong.
Kapolres Kebumen AKBP Faizal SIK MH melalui Kapolsek Petanahan AKP I Made Arjana dilokasi kejadian menghimbau kepada masyarakat agar lebih waspada. Meskipun sudah memasuki musim hujan, namun kebakaran dapat saja terjadi. Maka dari itu warga harus selalu berhati-hati. “saat memasak. Memasang obat nyamuk bakar, membakar sampah dan menyambung aliran listrik harus benar-benar memastikan keamanan,” terangnya.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan memastikan tidak ada tanda-tanda kejahatan, jenazah Supyan kemudian diserahkan kepada untuk dimakamkan. (mam/ori)