KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Sepekan lebih berlalu, belum ada titik terang penyebab keracunan yang menimpa 135 siswa SMK Batik Sakti II (Basada) Kebumen pada Selasa (24/11/2015) lalu. Sampai saat ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kebumen belum menerima hasil uji laboratorium yang menjelaskan peristiwa itu.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen, dr Hj Y Rini Kristiani M Kes, seharusnya, uji lab tersebut hanya butuh waktu seminggu sejak sampel dikirimkan. Namun faktanya, hingga saat ini pihaknya belum menerimanya. “Seharusnya hari ini sudah turun, tapi ini belum,” tutur Rini Kristiani ditemui Senin (1/12/2015).
Diakuinya, hasil tes sampel minuman tersebutlah bisa menjadi kunci untuk mengetahui penyebab keracunan yang menimpa siswa SMK Batik Sakti 2 Kebumen. Dalam hal ini, Dinkes Kebumen sudah berupaya pro aktif mencari tahu namun belum juga mendapat jawaban. Disinggung mengapa itu bisa terjadi, Rini enggan berkomentar lebih jauh.
Yang jelas, saat ini semua siswa yang mengalami keracunan pada beberapa waktu lalu kondisinya sudah membaik. Para siswa sudah dapat beraktifitas dan mengikuti pelajaran seperti biasanya.
Pun demikian, saat koran ini menyinggung kemungkinan penyebab keracunan berasal dari minuman yang dikonsumsi para siswa, Rini enggan berasumsi. Pasalnya gejala-gejala keracunan kebanyakan hampir sama, yakni mual, pusing dan sakit perut.
Keracunan lanjutnya, juga sangat terkait erat dengan daya tahan dan kondisi tubuh seseorang. Dari beberapa minuman yang diberikan tidak semua orang mengalami gejala keracunan, bisa jadi tubuh yang tidak mengalami keracunan kondisinya memang lebih tahan terhadap minuman yang mereka minum. “Besok kalau sudah turun akan kita lihat hasilnya,”ungkapnya.
Ke depan Rini berharap, apa yang terjadi di SMK Batik Sakti 2 Kebumen tidak terulang. Dengan adanya kasus keracunan tersebut maka dilakukan kesepakatan bersama jika ada perusahaan yang akan melakukan promo makanan dan minuman paling tidak harus mendapat ijin dari tiga dinas di Kabupaten Kebumen diantaranya, Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pengelolaan Pasar (Disperindagsar) dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora).” Hal itu demi terciptanya keamanan dan kasus tersebut tidak terulang,” tambahnya.
Seperti diberitakan, 135 siswa SMK Batik Sakti 2 Kebumen keracunan minuman kemasan botol yang dibagikan dalam rangka promosi sebuah perusahaan pada Selasa (24/11) lalu. Setelah minum, para siswa merasa mual dan muntah dan pusing. Akhirnya korban di bawa ke rumah sakit. Rata-rata korban mengeluh pusing, mual dan muntah. Dari keterangan polisi, masa kadaluwarsa minuman tersebut 22 Desember 2015.
Salah satu siswa yang menjadi korban, Siti Rohayatun mengaku mengalami pusing kepala serta mual di perut tak lama setelah mengonsumsi minuman kemasan botol tersebut. Tak lama kemudian, Siti mengaku dadanya sesak sebelum akhirnya pingsan. Selain itu, Siti mengeluarkan darah dari hidung dan mulut dan ada bercak darah di tinja saat Buang Air Besar (BAB). (mam)
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen, dr Hj Y Rini Kristiani M Kes, seharusnya, uji lab tersebut hanya butuh waktu seminggu sejak sampel dikirimkan. Namun faktanya, hingga saat ini pihaknya belum menerimanya. “Seharusnya hari ini sudah turun, tapi ini belum,” tutur Rini Kristiani ditemui Senin (1/12/2015).
Diakuinya, hasil tes sampel minuman tersebutlah bisa menjadi kunci untuk mengetahui penyebab keracunan yang menimpa siswa SMK Batik Sakti 2 Kebumen. Dalam hal ini, Dinkes Kebumen sudah berupaya pro aktif mencari tahu namun belum juga mendapat jawaban. Disinggung mengapa itu bisa terjadi, Rini enggan berkomentar lebih jauh.
Yang jelas, saat ini semua siswa yang mengalami keracunan pada beberapa waktu lalu kondisinya sudah membaik. Para siswa sudah dapat beraktifitas dan mengikuti pelajaran seperti biasanya.
Pun demikian, saat koran ini menyinggung kemungkinan penyebab keracunan berasal dari minuman yang dikonsumsi para siswa, Rini enggan berasumsi. Pasalnya gejala-gejala keracunan kebanyakan hampir sama, yakni mual, pusing dan sakit perut.
Keracunan lanjutnya, juga sangat terkait erat dengan daya tahan dan kondisi tubuh seseorang. Dari beberapa minuman yang diberikan tidak semua orang mengalami gejala keracunan, bisa jadi tubuh yang tidak mengalami keracunan kondisinya memang lebih tahan terhadap minuman yang mereka minum. “Besok kalau sudah turun akan kita lihat hasilnya,”ungkapnya.
Ke depan Rini berharap, apa yang terjadi di SMK Batik Sakti 2 Kebumen tidak terulang. Dengan adanya kasus keracunan tersebut maka dilakukan kesepakatan bersama jika ada perusahaan yang akan melakukan promo makanan dan minuman paling tidak harus mendapat ijin dari tiga dinas di Kabupaten Kebumen diantaranya, Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pengelolaan Pasar (Disperindagsar) dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora).” Hal itu demi terciptanya keamanan dan kasus tersebut tidak terulang,” tambahnya.
Seperti diberitakan, 135 siswa SMK Batik Sakti 2 Kebumen keracunan minuman kemasan botol yang dibagikan dalam rangka promosi sebuah perusahaan pada Selasa (24/11) lalu. Setelah minum, para siswa merasa mual dan muntah dan pusing. Akhirnya korban di bawa ke rumah sakit. Rata-rata korban mengeluh pusing, mual dan muntah. Dari keterangan polisi, masa kadaluwarsa minuman tersebut 22 Desember 2015.
Salah satu siswa yang menjadi korban, Siti Rohayatun mengaku mengalami pusing kepala serta mual di perut tak lama setelah mengonsumsi minuman kemasan botol tersebut. Tak lama kemudian, Siti mengaku dadanya sesak sebelum akhirnya pingsan. Selain itu, Siti mengeluarkan darah dari hidung dan mulut dan ada bercak darah di tinja saat Buang Air Besar (BAB). (mam)