agung/ekspres |
Sarjono, salah seorang guru kelas mengatakan aliran Sungai Semagung jika melihat kondisi talud, malah sungai relatif lebih sempir, dan air diarahkan untuk menerjang talud halaman sekolah.
"Apakah ini lepas dari perhatian pihak penggarap saya kurang tahu. Tapi kalau melihat bangunannya itu air diarahkan kesini. Ini cukup berbahaya karena talud sekolah juga sudah mulai pecah-pecah karena usia," kata Sarjono.
Pantuan di lapangan, talud berada di sebelah timur jembatan masuk komplek sekolah. Sebuah warung berada di atas talud yang menjorok ke arah sungai. Seolah pembangunan talud diarahkan untuk menyelamatkan keberadaan warung tersebut.
Lebih jauh, Sarjono mengatakan bahwa pihak sekolah telah berusaha menindaklanjuti keberadaan talud dengan mengundang pihak komite yang salah satunya adalah perangkat desa.
"Kami sudah mendiskusikan itu dengan komite dan telah ditindaklajuti oleh pak Sekdes ke DPU," imbuh Sarjono.
Atas pengajuan keluhan itu, pihak DPU menyayangkan kenapa laporan yang masuk setelah bangunannya sudah jadi. "Bagaimana kita tahu bangunannya akan seperti itu, wong kita juga jadinya seperti itu karena tidak dikasih tahu dahulu gambarannya seperti apa," katanya.
Sarjono berharap, ada tindakan perhatian dari Pemkab Purworejo atas bangunan itu, sehingga ancaman lebih besar terhadap sekolah bisa diantisipasi. (baj)