RYANTONO P.S./RASO |
Satu penumpang selamat, lantas dirujuk ke RSUD dr Moewardi. Korban tewas yakni Agung Joko Wibowo, 30 (sopir). Warga RT 01 RW 08, Kelurahan Bulakan, Sukoharjo, ini tewas di tempat kejadian perkara (TKP).
Sementara dua orang lainnya yang tewas di rumah sakit. Mereka adalah Joko Slamet Widodo, 30, warga RT 01 RW 07 Kelurahan Dukuh, Sukoharjo dan Rudi Yuanto, 30, warga Dalangan RT 02 RW 03, Tawangsari, Sukoharjo. Korban selamat yang dirujuk ke rumah sakit, yakni Aris Setiawan, 34, warga RT 02 RW 03 Desa Dalangan, Sukoharjo.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Solo, bus jurusan Wonogiri-Jakarta dikemudikan Purwanto, 35, warga Ngadirojo Kidul, Wonogiri. Bus melaju kencang menuju Solo. Bersamaan saat itu melintas mobil Grand Livina yang hendak belok menuju arah Sukoharjo.
Sampai di utara Puskesmas Grogol, tabrakan tak bisa terhindarkan. Sopir bus tidak bisa mengendalikan laju, sedangkan sopir mobil tak bisa menyelamatkan diri. Akhirnya tabrakan pun tak bisa terhindarkan. Sisi depan mobil ringsek tak berbentuk setelah terseret hingga 10 kilometer.
Sopir Grand Livina tewas di tempat, sementara dua orang lainnya tewas di rumah sakit dan satu korban selamat di rujuk ke rumah sakit. Saat terjadi tabrakan, jalan dalam kondisi sepi. ”Suasana dini hari. Petugas lantas juga tidak sampai lima menit sudah mendatangi TKP,” jelas Kasatlantas AKP Maryadi, mewakili Kapolres Sukoharjo AKBP Andy Rifai.
Polisi mengevakuasi korban dan kendaraan sekitar dua jam. Setelah itu, dilanjutkan olah TKP pada pagi hari dipimpin langsung kasatlantas. Dari hasil olah TKP, diketahui sopir bus mengemudi dengan kecepatan 80 km/jam lebih. ”Itu bisa diketahui dari perseneling bus yang masuk gigi 6. Kecepatannya pasti tinggi itu sudah tidak bisa terelakan,” terang dia.
Saat kecelakaan terjadi ada sekitar 20 penumpang di dalam bus. Para penumpang ini diketahui tidak ada yang terluka. Mereka semua dipindah ke armada bus lain. Sementara, sopir bus langsung diamankan ke Mapolres Sukoharjo untuk menjalani pemeriksaan. ”Kenek bus dijadikan saksi,” paparnya.
Sementara itu, kondisi jalan tempat terjadinya tabrakan diketahui kurang penerangan, sehingga rawan kecelakaan. Warga sekitar merasakan hal tersebut sudah sejak lama. Hal tersebut dikatakan Rusdi, 34, warga sekitar Jalan Raya Grogol.
Dijelaskan, jalan raya tersebut merupakan jalur lintas kabupaten/kota yang selama ini rawan kecelakaan. Rawan kecelakaan juga karena jalannya sempit. ”Jalannya memang sudah bagus, namun sempit,” tuturnya.
Selain itu, jalanan juga diketahui gelap gulita. Penerangan jalan umum (PJU) minim. Bahkan, di persimpangan jalan juga berlum dipasang rambu-rambu. Untuk itu, dia minta kepada pemerintah dan pihak terkait untuk memasang lampu penerangan jalan. (yan/un)