Tri Anggorowati |
Kepala Dinas Kesehatan Kebumen dr Hj Yohanita Rini Kristiani MKes melalui Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Tri Anggorowati tak membantah hal tersebut. Menurutnya, angka DBD di Kebumen cukup tinggi. Di tahun 2015 lalu, sebanyak 215 kasus DBD terjadi di Kota Beriman. Terbaru, dijumpai 29 kasus. "Dari jumlah tersebut 1 orang asal Desa Wero Kecamatan Gombong dinyatakan meninggal dunia," kata Tri Anggoro, Selasa (26/1/2016).
Bila dilihat sebarannya, empat kecamatan dinyatakan endemis DBD. Masing-masing Kecamatan Kebumen, Klirong, Pejagoan dan Gombong. Adapun beberapa desa di Kecamatan Kebumen yang menjadi endemis DBD diantaranya, Panjer, Kembaran, Tamanwinangun, Muktisari, Kawedusan dan Kalirejo.
Banyaknya kasus DBD tersebut tentu mengundang keprihatinan. Menurut Tri Anggoro, mengatasi DBD tak bisa dilakukan oleh Dinkes semata namun harus didukung warga masyarakat. "Kami berharap masyarakat turut berpartisipasi aktif dalam menanggulangi penyebaran kasus demam berdarah," ujar perempuan berkerudung tersebut.
Dijelaskan, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi penyebaran penyakit DBD adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara serentak. Jika tidak dilaksanakan secara serentak maka keberdaan nyamuk aedes aegypti tidak dapat dimusnahkan secara total.
Pasalnya nyamuk akan tetap bereproduksi dan hidup di tempat yang belum dibersihkan. “Maka dari itu perlu kebersamaan dalam menanggulangi pengendalian nyamuk tersebut,” tuturnya. (mam)