cahyo/ekspres |
Menurut salah satu warga yang tinggal tak jauh dari lokasi jembatan, Saryadi (26), longsor telah menggerus tebing sungai dan mengakibatkan kedua bagian pondasi jembatan makin mendekati bibir sungai. "Paling parah di bagian utara. Dalam dua hari terakhir, tanggul sungai longsor dan hanya berjarak 1 meter dari pondasi," katanya, Senin (11/1/2016).
Sebenarnya, warga sudah berswadaya membuat bronjong darurat penahan longsor dari karung pasir . Tapi, mereka terpaksa menghentikannya di tengah jalan karena tanggul sungai keburu longsor dan membuat pondasi jembatan nyaris menggantung di bibir sungai. "Adanya longsor membuat warga putus asa. Diteruskan juga tak berguna lagi. Kini jembatan hanya tunggu waktu untuk runtuh," katan Anton (30) warga lain menambahkan.
Wasit Riyadi (37) tokoh pemuda setempat berharap, Pemkab Kebumen bisa turun tangan. Mengingat, diperkirakan intensitas hujan di bulan Januari diprediksi akan tinggi dan membuat Kali Kedungbener yang merupakan anak sungai Luk Ulo itu dipastikan banjir. Aplagi, warga masih saja melintas di jembatan yang sudah nyaris runtuh itu."Bila sampai terjadi banjir sementara jembatan tak kunjung ditangani, hampir bisa dipastikan jembatan 'dadal" (ambruk dan hanyut). Jangan sampai ada korban," katanya.
Terpisah, Kepala Desa Maduretno Sunarto melalui Kadus Madugawe, Slamet membenarkan adanya jembatan gantung yang nyaris runtuh akibat tergerus longsor. Slamet mengatakan, jembatan bantuan PNPM tahun 2010 sepanjang 38 meter dengan lebar 1,5 meter itu sangat penting warga. Mengingat, itu menjadi akses utama warga dukuh Madugawe Desa Maduretno ke tanah garapan mereka yang berada di seberang sungai.
Dia berharap, pemerintah kabupaten Kebumen dapat memberi perhatian. "Kami akan segera melaporkan kepada pihak Camat dan dinas instansi terkait untuk mencari jalan keluar terbaik," ujarnya.(cah)