JOGJA - Jumeneng dalem penobatan KBPH Prabu Suryodilogo sebagai KGPAA Paku Alam X, hari ini (7/1) dijadwalkan akan dihadiri langsung oleh Presiden RI Joko Widodo. Persiapan kehadiran Jokowi sudah dilakukan, bahkan pada rabu siang (6/1) sudah digelar Rakor Pengamanan kedatangan Presiden di Kepatihan Jogja.
"Kalau tidak ada halangan Bapak Presiden akan hadir sendiri," ujar Komandan Korem (Danrem) 072 Pamungkas Brigjen TNI Stephanus Tri Mulyono. Meskipun begitu, pihaknya belum bisa memastikan kehadiran RI 1 tersebut karena masih dibahas di Jakarta.
Dari informasi awal, Jokowi dan ibu negara hanya dijadwalkan menghadiri jumeneng dan langsung kembali ke Jakarta. Rombongan Presiden diperkirakan hadir di Bangsal Sewatama Puro Pakualaman sebelum pukul 09.00 WIB dan hanya sekitar 1,5 jam disana. Sebelum prosesi berakhir, rombongan akan bertolak kembali ke Jakarta. "Untuk detilnya protokoler yang lebih tahu," ungkapnya.
Meski belum bisa memastikan kehadiran Jokowi, sesuai dengan prosedur kedatangan RI 1, pihaknya tetap akan melakukan pengamanan untuk tamu VVIP. Disiapkan sekitar 2.250 pasukan gabungan TNI dan Polri untuk pengamanan kedatangan Jokowi. Biasanya, jika sudah digelar rapat koordinasi pengamanan, Presiden akan datang.
Selain Jokowi, tamu undangan yang sudah konfirmasi datang adalah Presiden RI ke-5 Megawati Soekarno Putri, Wakil Dubes Belanda, Mensesneg Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. Empat Raja di Cirebon, perwakilan dari Kadipaten Mangkunegaran dan Puri Karangasem Bali juga sudah mengonfirmasi kehadiran.
Jika Jokowi benar datang, menurut Penghaheng Kawenanan Kasentanan Kadipaten Pakualaman KPH. Tjondrokusumo, akan melegitimasi keberadaan Kadipaten Pakualaman, terutama pada sosok baru Adipati Pakualaman yang dilantik. Pasalnya hadirnya presiden secara langsung berarti mengakui keberadaan Kadipaten Pakualaman dan Kasultanan Jogja sebagai bekas wilayah kerajaan yang memiliki sistem pemerintahan daerah khusus. 'Tentu saja meski istimewa tapi tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari NKRI," kata dia.
Bila Jokowi benar-benar hadir, maka dia akan menjadi kepala negara ketiga yang pernah mengunjungi Kadipaten Pakualaman setelah Soekarno dan Abdurrachman Wahid. Soekarno dan Muhammad Hatta yang waktu itu menjabat sebagai Wakil Presiden bahkan sempat tingal selama tujuh hari di Kadipaten Pakualaman pada masa awal kepindahan ibukota RI ke Jogja pada 1946-1949.(pra)
"Kalau tidak ada halangan Bapak Presiden akan hadir sendiri," ujar Komandan Korem (Danrem) 072 Pamungkas Brigjen TNI Stephanus Tri Mulyono. Meskipun begitu, pihaknya belum bisa memastikan kehadiran RI 1 tersebut karena masih dibahas di Jakarta.
Dari informasi awal, Jokowi dan ibu negara hanya dijadwalkan menghadiri jumeneng dan langsung kembali ke Jakarta. Rombongan Presiden diperkirakan hadir di Bangsal Sewatama Puro Pakualaman sebelum pukul 09.00 WIB dan hanya sekitar 1,5 jam disana. Sebelum prosesi berakhir, rombongan akan bertolak kembali ke Jakarta. "Untuk detilnya protokoler yang lebih tahu," ungkapnya.
Meski belum bisa memastikan kehadiran Jokowi, sesuai dengan prosedur kedatangan RI 1, pihaknya tetap akan melakukan pengamanan untuk tamu VVIP. Disiapkan sekitar 2.250 pasukan gabungan TNI dan Polri untuk pengamanan kedatangan Jokowi. Biasanya, jika sudah digelar rapat koordinasi pengamanan, Presiden akan datang.
Selain Jokowi, tamu undangan yang sudah konfirmasi datang adalah Presiden RI ke-5 Megawati Soekarno Putri, Wakil Dubes Belanda, Mensesneg Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. Empat Raja di Cirebon, perwakilan dari Kadipaten Mangkunegaran dan Puri Karangasem Bali juga sudah mengonfirmasi kehadiran.
Jika Jokowi benar datang, menurut Penghaheng Kawenanan Kasentanan Kadipaten Pakualaman KPH. Tjondrokusumo, akan melegitimasi keberadaan Kadipaten Pakualaman, terutama pada sosok baru Adipati Pakualaman yang dilantik. Pasalnya hadirnya presiden secara langsung berarti mengakui keberadaan Kadipaten Pakualaman dan Kasultanan Jogja sebagai bekas wilayah kerajaan yang memiliki sistem pemerintahan daerah khusus. 'Tentu saja meski istimewa tapi tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari NKRI," kata dia.
Bila Jokowi benar-benar hadir, maka dia akan menjadi kepala negara ketiga yang pernah mengunjungi Kadipaten Pakualaman setelah Soekarno dan Abdurrachman Wahid. Soekarno dan Muhammad Hatta yang waktu itu menjabat sebagai Wakil Presiden bahkan sempat tingal selama tujuh hari di Kadipaten Pakualaman pada masa awal kepindahan ibukota RI ke Jogja pada 1946-1949.(pra)