KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Apa yang menimpa Zaeni Masduki (32) yang menjadi korban kecelakaan di perlintasan KA tanpa palang pintu Desa Kalibagor, Kecamatan Kebumen Minggu (10/1/2016) menuai simpati. Sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Kebumen mendatangi rumah Zaeni Masduki di Desa Jogopaten, Kecamatan Buluspesantren, Selasa (12/1/2016).
Mereka yang berkunjung diantaranya Sekretaris Daerah Adi Pandoyo serta Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU) Slamet Mustolkhah. Dua pejabat itu disambut Kepala Desa Jogopaten Suripto, orang tua korban Sukoyo dan Istinah. Dalam kesempatan itu Adi Pandoyo menyerahkan santunan kepada keluarga korban.
Adi Pandoyo mengatakan, kejadian tersebut baru pertama kali dan berharap tidak terjadi lagi. Pihaknya pun menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga korban. Terlebih korban yang tewas tertabrak KA itu meninggalkan istri dan dua anak yang salah satunya masih berusia 7 bulan dalam kandungan.
Pemkab Kebumen juga bertanggung jawab atas kerusakan mesin pemadat aspal(tendem roller atau silinder ) yang tertabrak KA tersebut. "Kami juga ikut membantu mengurus Jasa Raharja," imbuh Slamet Mustolkhah.
Kejadian yang mengakibatkan Zaeni Masduki tewas itu pada saat ia hendak memindahkan silinder karena pekerjaan pemadatan jalan telah selesai dan dilanjutkan di seberang rel. Menurut kernet silinder Rohmadi (34), pemindahan silinder dari arah utara yang melewati rel KA tanpa berpalang pintu itu telah diantisipasi dengan memasang papan di rel. "Ini agar saat melewati rel silinder tidak selip," terangnya.
Pemindahan silinder awalnya berjalan lancar. Roda selinder depan pun telah melewati rel KA. Dan penyeberangan di rel KA yang dilakukan dengan cara menyamping itu tinggal roda belakang bagian kanan. Pada saat itu datang KA Bogowonto jurusan Lempuyangan-Pasar Senen dari arah timur sekitar pukul 10.30. Sejumlah warga berteriak ada KA lewat dan sang pengemudi, Zaeni Masduki sempat berdiri menunduk di bawah atap silinder dengan posisi kaki kanan berada di selebor roda silinder depan. "Saya kira pada saat itu Zaeni mau turun. Tetapi hanya terdiam dan keburu bagian belakang silinder tertabrak KA," jelas Rohmadi sembari mengatakan, silinder yang tertabrak itu terguling, sedangkan Zaeni terpelanting dengan posisi terbentur tiang atap besi hingga jatuh ke tanah.
Namun demikian, hingga berita ini diturunkan, Slamet Mustolkhah tidak memberi keterangan soal tuntutan PT KAI yang akan menunut ganti rugi terkait insiden tersebut. Sebelumnya, Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto Surono, mengatakan akibat peristiwa kecelakaan itu perjalanan KA Bogowonto terganggu bahkan serta mengalami kerusakan pada bagian lokomotif.
Surono membeberkan, beberapa komponen lokomotif yang mengalami kerusakan tersebut antara lain bumper, cow hanger, kran dan saluran air brake. Selain itu, lampu kabut dan tiga buah lampu semboyan hancur serta slang perangkat pemasir lokomotif juga mengalami kerusakan. Nilai kerugian PT KAI akibat kejadian tersebut mencapai sekitar Rp 27,5 juta. (mam)
Mereka yang berkunjung diantaranya Sekretaris Daerah Adi Pandoyo serta Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU) Slamet Mustolkhah. Dua pejabat itu disambut Kepala Desa Jogopaten Suripto, orang tua korban Sukoyo dan Istinah. Dalam kesempatan itu Adi Pandoyo menyerahkan santunan kepada keluarga korban.
Adi Pandoyo mengatakan, kejadian tersebut baru pertama kali dan berharap tidak terjadi lagi. Pihaknya pun menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga korban. Terlebih korban yang tewas tertabrak KA itu meninggalkan istri dan dua anak yang salah satunya masih berusia 7 bulan dalam kandungan.
Pemkab Kebumen juga bertanggung jawab atas kerusakan mesin pemadat aspal(tendem roller atau silinder ) yang tertabrak KA tersebut. "Kami juga ikut membantu mengurus Jasa Raharja," imbuh Slamet Mustolkhah.
Kejadian yang mengakibatkan Zaeni Masduki tewas itu pada saat ia hendak memindahkan silinder karena pekerjaan pemadatan jalan telah selesai dan dilanjutkan di seberang rel. Menurut kernet silinder Rohmadi (34), pemindahan silinder dari arah utara yang melewati rel KA tanpa berpalang pintu itu telah diantisipasi dengan memasang papan di rel. "Ini agar saat melewati rel silinder tidak selip," terangnya.
Pemindahan silinder awalnya berjalan lancar. Roda selinder depan pun telah melewati rel KA. Dan penyeberangan di rel KA yang dilakukan dengan cara menyamping itu tinggal roda belakang bagian kanan. Pada saat itu datang KA Bogowonto jurusan Lempuyangan-Pasar Senen dari arah timur sekitar pukul 10.30. Sejumlah warga berteriak ada KA lewat dan sang pengemudi, Zaeni Masduki sempat berdiri menunduk di bawah atap silinder dengan posisi kaki kanan berada di selebor roda silinder depan. "Saya kira pada saat itu Zaeni mau turun. Tetapi hanya terdiam dan keburu bagian belakang silinder tertabrak KA," jelas Rohmadi sembari mengatakan, silinder yang tertabrak itu terguling, sedangkan Zaeni terpelanting dengan posisi terbentur tiang atap besi hingga jatuh ke tanah.
Namun demikian, hingga berita ini diturunkan, Slamet Mustolkhah tidak memberi keterangan soal tuntutan PT KAI yang akan menunut ganti rugi terkait insiden tersebut. Sebelumnya, Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto Surono, mengatakan akibat peristiwa kecelakaan itu perjalanan KA Bogowonto terganggu bahkan serta mengalami kerusakan pada bagian lokomotif.
Surono membeberkan, beberapa komponen lokomotif yang mengalami kerusakan tersebut antara lain bumper, cow hanger, kran dan saluran air brake. Selain itu, lampu kabut dan tiga buah lampu semboyan hancur serta slang perangkat pemasir lokomotif juga mengalami kerusakan. Nilai kerugian PT KAI akibat kejadian tersebut mencapai sekitar Rp 27,5 juta. (mam)